5,6 Ton Garam Disemai di Langit Jakarta: Upaya Cegah Bencana Hidrometeorologi
BPBD DKI Jakarta telah menyemai 5,6 ton garam selama tiga hari untuk modifikasi cuaca guna mengantisipasi bencana hidrometeorologi di Jakarta.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) selama tiga hari berturut-turut, dengan total 5,6 ton garam atau NaCl disemai di langit Jakarta. Operasi ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi yang mengancam Ibu Kota. Kegiatan tersebut melibatkan kerjasama lintas instansi, termasuk BMKG, TNI AU, dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI).
"OMC ini bukan menjadi cara utama, melainkan sebagai satu di antara alat bantu dalam strategi mitigasi bencana hidrometeorologi di Jakarta," jelas Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025, Michael Sitanggang. Penyemaian garam dilakukan melalui tujuh sortie penerbangan dengan total durasi 5 jam 10 menit. Operasi ini difokuskan pada beberapa wilayah, termasuk Selat Sunda dan perairan sekitar Ujung Kulon.
Langkah ini diambil berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer yang menunjukkan potensi hujan ringan hingga lebat di wilayah DKI Jakarta. Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menjelaskan bahwa analisis tersebut mempertimbangkan posisi Madden-Julian Oscillation (MJO) dan kondisi monsun Asia yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Jawa bagian barat.
Analisis BMKG dan Strategi Modifikasi Cuaca
BMKG menjelaskan bahwa berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer, terdapat potensi hujan ringan hingga lebat di wilayah DKI Jakarta. Hal ini diperkuat oleh posisi MJO yang berada di kuadran 2 (Indian Ocean), meskipun spasial MJO melewati Jawa bagian barat dan masih terdeteksi adanya monsun Asia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Jawa bagian barat.
Budi Harsoyo menambahkan bahwa kelembaban udara diperkirakan berkisar antara 55-100 persen, menunjukkan kondisi udara cukup basah di lapisan bawah hingga menengah. Kondisi ini semakin meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat, terutama pada tanggal 14-16 Maret 2025.
Operasi modifikasi cuaca tahap ketiga ini melibatkan dua sortie pada hari ketiga, menggunakan 1,6 ton bahan semai NaCl. Secara keseluruhan, selama tiga hari operasi, tujuh sortie telah dilaksanakan dengan total 5,6 ton bahan semai yang digunakan.
Wilayah penyemaian difokuskan secara spesifik. Sortie 1 menyasar wilayah Selat Sunda dan Perairan Barat Daya Ujung Kulon, sementara sortie 2 dilakukan di Selat Sunda dan Perairan Selatan Ujung Kulon. Pemilihan wilayah ini didasarkan pada pertimbangan strategis untuk memaksimalkan efektivitas penyemaian.
Kerjasama Lintas Instansi dan Teknologi yang Digunakan
Operasi modifikasi cuaca ini merupakan hasil kerjasama yang solid antara BPBD Provinsi DKI Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI). Kerjasama ini menunjukkan komitmen bersama dalam upaya mitigasi bencana hidrometeorologi di Jakarta.
Teknologi dan peralatan canggih digunakan dalam operasi ini untuk memastikan penyemaian garam dilakukan secara efektif dan tepat sasaran. Data meteorologi terkini dan analisis BMKG menjadi acuan utama dalam menentukan lokasi dan waktu penyemaian. TNI AU berperan penting dalam menyediakan pesawat dan pilot yang terlatih untuk melaksanakan misi penyemaian.
PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI) sebagai perusahaan yang berpengalaman dalam bidang modifikasi cuaca memberikan dukungan teknis dan operasional. Keberhasilan operasi ini tidak lepas dari koordinasi dan kolaborasi yang baik antar instansi terkait.
Meskipun modifikasi cuaca bukan solusi utama, namun upaya ini menjadi bagian penting dari strategi mitigasi bencana hidrometeorologi di Jakarta. Dengan adanya antisipasi dan langkah-langkah proaktif seperti ini diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari potensi bencana yang mungkin terjadi.