Banjir Bandung: Gubernur Jabar Soroti Pengelolaan Sungai yang Buruk
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menyorot buruknya pengelolaan pembangunan di sepanjang sungai sebagai penyebab banjir di Bandung dan sekitarnya, menekankan perlunya solusi komprehensif dari berbagai pihak.
Banjir besar yang melanda Bandung dan beberapa wilayah di Jawa Barat akhir Januari 2024 menyoroti masalah pengelolaan pembangunan di sepanjang sungai. Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, langsung meninjau lokasi terdampak banjir dan menyatakan buruknya manajemen pembangunan sebagai penyebab utama bencana ini.
Mengapa banjir terjadi? Menurut Bey, pembangunan di sepanjang sungai yang tidak terkelola dengan baik telah meningkatkan kerentanan terhadap banjir. Hal ini terlihat jelas di Kota Bandung dan Sukabumi yang mengalami kejadian serupa. Ia menekankan perlunya kebijakan menyeluruh yang melibatkan semua pihak, dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Bagaimana solusinya? Bey mengungkapkan keprihatinannya karena sebagian warga menganggap banjir sebagai hal biasa. Padahal, banjir tahun ini merupakan yang terbesar dan seharusnya bisa dicegah. Ia berkomitmen untuk menyampaikan permasalahan ini kepada Gubernur Jawa Barat terpilih dan berharap adanya kebijakan strategis yang melibatkan semua pemangku kepentingan, khususnya daerah di sepanjang aliran sungai. Penanganan banjir, tegasnya, membutuhkan kolaborasi lintas wilayah.
Lebih lanjut, Bey menyebutkan rencana normalisasi Sungai Citarik oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Namun, ia juga menekankan perlunya pembangunan kolam retensi untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Kerja sama antara Pemprov Jawa Barat, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum sangat krusial untuk penanganan yang komprehensif.
Selain solusi struktural, Bey juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat hujan deras. Ia mengimbau agar masyarakat memperhatikan arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Tanggap darurat dan upaya mitigasi dampak banjir juga menjadi prioritas.
Dampak Banjir Bey meninjau lokasi banjir di Jalan Arjuna, Kota Bandung, yang disebabkan meluapnya Sungai Citepus akibat hujan deras di Lembang. Puluhan rumah terendam, beberapa bahkan mengalami kerusakan parah. Di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, kondisi serupa terjadi akibat hujan lebat di Bandung Raya.
Kesimpulannya, banjir di Bandung dan sekitarnya merupakan alarm bagi pentingnya pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan dan memperhatikan aspek lingkungan. Solusi jangka panjang memerlukan kolaborasi pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat juga menjadi kunci penting dalam menghadapi bencana alam.