Banjir Jakarta: Warga Pejaten Timur Mengungsi di TPU, Air Genangi Rumah hingga Dua Meter
Banjir yang melanda Pejaten Timur, Jakarta Selatan, memaksa warga mengungsi di TPU karena rumah mereka terendam hingga dua meter, bahkan ada yang tak sempat sahur.
Banjir yang melanda Jakarta Selatan kembali memaksa warga untuk mengungsi. Pada Selasa, 4 Maret 2024, sejumlah warga di Pejaten Timur, tepatnya di sekitar SMPN 46 Jakarta, terpaksa mendirikan tenda darurat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) untuk menyelamatkan diri dari genangan air yang merendam permukiman mereka. Kejadian ini terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung yang menyebabkan enam RT di Rawajati terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, antara 30 hingga 120 sentimeter.
Salah satu warga, Titin, menceritakan pengalamannya yang dramatis. Ia bahkan tidak sempat sahur karena air telah menggenangi rumahnya sejak pukul 04.00 WIB. "Dulu kan kita pernah ke sini duluan buat tidur, pinter-pinteran aja cari tempatnya," kata Titin kepada wartawan. Ia dan keluarganya terpaksa bergegas menyelamatkan barang-barang berharga dan mencari tempat aman di TPU, tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB.
Kondisi serupa dialami oleh Acang, warga lainnya yang rumahnya terendam hingga mencapai dua meter, setinggi atap rumah. "Tadi di rumah saya air sudah dua meter lebih, mentok atap," ujarnya. Ia memilih TPU sebagai tempat beristirahat sementara di tengah bencana banjir yang melanda.
Warga Terdampak Banjir Pejaten Timur
Bencana banjir ini berdampak signifikan bagi warga Pejaten Timur. Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 1.173 kartu keluarga (KK) atau 3.599 jiwa terdampak banjir. Mereka kehilangan tempat tinggal sementara dan terpaksa mengungsi di tempat-tempat yang masih aman, salah satunya TPU di kawasan SMPN 46 Jakarta. Kondisi ini menunjukkan betapa besarnya dampak banjir bagi kehidupan warga.
Di tengah kesulitan, warga saling membantu. Titin dan Acang mendapatkan bantuan makanan dari saudara-saudara mereka yang datang memberikan dukungan. Solidaritas sosial ini menjadi kekuatan tersendiri bagi warga yang terdampak banjir dalam menghadapi situasi sulit.
BPBD DKI Jakarta terus memantau perkembangan situasi banjir dan memberikan bantuan kepada warga terdampak. Enam RT di Rawajati yang terendam banjir menjadi fokus utama penanganan bencana. Upaya evakuasi dan penyaluran bantuan terus dilakukan untuk meringankan beban warga.
Upaya Penanganan Banjir
Pemerintah daerah melalui BPBD DKI Jakarta telah mencatat adanya enam RT di Rawajati, Jakarta Selatan yang terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi, antara 30 hingga 120 sentimeter. Banjir ini disebabkan oleh meluapnya Kali Ciliwung. Data ini menunjukkan skala dampak banjir yang cukup luas di wilayah tersebut.
Langkah-langkah penanganan banjir terus dilakukan oleh pihak berwenang. Selain melakukan evakuasi warga ke tempat aman, BPBD DKI juga menyalurkan bantuan logistik seperti makanan dan minuman kepada para pengungsi. Upaya ini bertujuan untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi selama masa pengungsian.
Meskipun bantuan telah diberikan, kondisi warga yang mengungsi di TPU tetap memprihatinkan. Mereka membutuhkan tempat tinggal sementara yang layak dan aman, serta dukungan kesehatan dan psikososial. Perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat dalam menangani dampak banjir ini.
Kejadian banjir di Pejaten Timur ini menjadi pengingat penting akan pentingnya mitigasi bencana dan pengelolaan sumber daya air yang baik. Perencanaan tata ruang yang memperhatikan aspek lingkungan dan infrastruktur penanggulangan banjir sangat krusial untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Semoga dengan adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, warga Pejaten Timur dapat segera pulih dan kembali ke kehidupan normal setelah bencana banjir ini berlalu. Solidaritas dan kerja sama menjadi kunci penting dalam menghadapi dan mengatasi dampak bencana alam.