Bantul Rehabilitasi 8 Daerah Irigasi untuk Tingkatkan Produksi Pertanian
Pemkab Bantul melalui DPUPKP telah merehabilitasi delapan daerah irigasi dan infrastruktur pendukung pertanian lainnya untuk mencapai swasembada pangan, dengan target panen raya pada Februari-April 2025.
Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, gencar meningkatkan produksi pertanian. Hal ini ditandai dengan rehabilitasi delapan daerah irigasi pada tahun 2024 oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Bantul. Upaya ini bertujuan untuk mendukung program swasembada pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani di Bantul. Rehabilitasi tersebut mencakup perbaikan jaringan irigasi dan infrastruktur penunjang lainnya, seperti jalan, guna menjamin kelancaran distribusi hasil pertanian.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, Agus Budiraharja, menyatakan bahwa rehabilitasi irigasi merupakan langkah strategis dalam mencapai target swasembada pangan. "DPUPKP Bantul tahun 2024 telah melakukan rehabilitasi di delapan daerah irigasi, dan melakukan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi melalui UPTD Pengamatan Pengairan Opak Oyo dan Winongo," ungkap Agus Budiraharja dalam keterangannya di Bantul, DIY, Rabu.
Selain rehabilitasi irigasi, Pemkab Bantul juga melakukan berbagai upaya lain untuk mendukung sektor pertanian. Rehabilitasi jaringan irigasi sepanjang 4,8 kilometer dan pemeliharaan jalan sepanjang 38,59 kilometer juga dilakukan untuk menunjang distribusi hasil panen. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan infrastruktur pertanian guna menopang produksi pangan.
Rehabilitasi Irigasi dan Dukungan Infrastruktur Pertanian
Rehabilitasi delapan daerah irigasi di Bantul merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi dan produktivitas lahan pertanian. Dengan sistem irigasi yang terpelihara dengan baik, petani dapat mengoptimalkan potensi lahan dan meningkatkan hasil panen.
Selain rehabilitasi irigasi, pemerintah juga fokus pada peningkatan infrastruktur pendukung lainnya. Pembangunan dan pemeliharaan jalan sepanjang 38,59 kilometer bertujuan untuk memperlancar aksesibilitas petani ke lahan pertanian dan mempermudah distribusi hasil panen ke pasar. Infrastruktur yang memadai sangat penting untuk menunjang kelancaran proses produksi dan pemasaran hasil pertanian.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menambahkan bahwa upaya untuk mencapai swasembada pangan tidak hanya berfokus pada infrastruktur. Pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan alat mesin pertanian (alsintan), dan pelatihan bagi petani juga menjadi bagian penting dari strategi tersebut. "Kemudian, juga penyaluran bantuan alat mesin pertanian sarana prapanen dan pascapanen, traktor roda dua, power treser mobile (PTM), kultivator, pompa air, hand sprayer dan lain lain," jelas Joko Waluyo.
DKPP Bantul juga telah menyusun draf Rancangan Peraturan Bupati tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2023 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Peraturan ini diharapkan dapat memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi petani dalam menjalankan usaha pertaniannya.
Dukungan Pemerintah dan Target Panen Raya
Berbagai program pendukung lainnya juga digencarkan, termasuk pelatihan pembuatan pupuk organik, penyediaan pestisida, dan pengadaan stok pestisida untuk kebutuhan mendadak. Pemerintah juga aktif dalam rehabilitasi jaringan irigasi tersier, irigasi air tanah dangkal, dan pemetaan jaringan irigasi tersier. Semua upaya ini dilakukan secara terintegrasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Bantul.
Joko Waluyo juga menyampaikan bahwa bulan Februari hingga April 2025 diproyeksikan sebagai masa panen raya padi di Bantul, dengan prognosa produksi gabah kering giling sebanyak 64.245 ton. Bulog siap menyerap gabah dengan harga Rp6.500 per kg gabah kering panen (GKP), dengan kuota yang bervariasi setiap bulannya. Penggunaan combine harvester dalam proses panen diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, baik berupa rehabilitasi infrastruktur, dukungan alsintan, hingga pengawasan pupuk bersubsidi, Pemkab Bantul optimis dapat meningkatkan produksi pertanian dan mencapai swasembada pangan. Panen raya yang diproyeksikan pada awal tahun 2025 diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Bantul.
Program-program ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah daerah dalam mendukung sektor pertanian. Harapannya, langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan produktivitas pertanian, kesejahteraan petani, dan ketahanan pangan di Kabupaten Bantul.