Basarnas Medan Hentikan Pencarian Dua Penumpang Minibus di Sungai Lae Kombih
Setelah tujuh hari pencarian maksimal, Basarnas Medan resmi menutup operasi SAR untuk dua penumpang minibus yang jatuh ke Sungai Lae Kombih, Sumatera Utara, meskipun satu korban telah ditemukan.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana: Sebuah minibus yang membawa tiga penumpang jatuh ke Sungai Lae Kombih di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, pada 23 April 2025. Basarnas Medan memimpin operasi pencarian dan pertolongan (SAR) untuk dua penumpang yang hilang. Setelah tujuh hari pencarian intensif, operasi SAR resmi ditutup pada 30 April 2025 karena tidak membuahkan hasil. Penutupan operasi dilakukan sesuai standar operasional prosedur Basarnas. Satu penumpang telah ditemukan meninggal dunia pada 27 April 2025.
Operasi SAR yang dilakukan Basarnas Medan melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, BPBD, Satgas SAR Subulussalam, komunitas arung jeram lokal, relawan, dan masyarakat setempat. Upaya pencarian dilakukan secara maksimal dengan berbagai metode, mulai dari penyisiran aliran sungai, pencarian darat, hingga pemantauan menggunakan drone thermal. Meskipun demikian, upaya pencarian intensif selama tujuh hari tersebut tidak berhasil menemukan kedua korban yang masih hilang.
Kepala Kantor Basarnas Medan, Hery Marantika, menyatakan bahwa penutupan operasi SAR ini sesuai dengan SOP yang berlaku. Meskipun operasi pencarian telah dihentikan, Basarnas Medan tetap membuka jalur komunikasi dan koordinasi untuk menerima informasi atau perkembangan baru terkait kasus ini. Pihak Basarnas Medan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam operasi SAR.
Pencarian Maksimal Tujuh Hari
Hery Marantika menjelaskan bahwa operasi SAR telah dilakukan sesuai prosedur, dengan durasi maksimal tujuh hari. Perpanjangan waktu pencarian hanya akan dilakukan jika ada tanda-tanda atau temuan baru yang signifikan. Namun, hingga hari ketujuh, upaya pencarian belum membuahkan hasil yang diharapkan. "Pencarian dilakukan selama maksimal tujuh hari dan dapat diperpanjang bila ada tanda-tanda atau temuan baru. Hingga hari ketujuh hasil pencarian belum membuahkan hasil," ujarnya dalam keterangan resmi.
Berbagai metode pencarian telah dikerahkan dalam operasi SAR ini. Tim gabungan menyisir aliran Sungai Lae Kombih secara menyeluruh. Pencarian juga dilakukan dengan teknik scouting darat untuk menjangkau area yang sulit diakses. Selain itu, pemantauan menggunakan drone thermal juga dilakukan untuk membantu memperluas area pencarian dan mendeteksi keberadaan korban.
Meskipun telah dilakukan upaya maksimal, kedua korban yang masih hilang belum ditemukan. Basarnas Medan menyatakan bahwa mereka telah berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan kedua korban tersebut. "Kami telah berupaya maksimal dengan melibatkan berbagai potensi SAR, menyisir aliran sungai, pencarian dengan scouting darat, dan melakukan pemantauan menggunakan drone thermal. Namun sampai hari terakhir, kedua korban belum ditemukan," kata Hery Marantika.
Dukungan dan Apresiasi
Basarnas Medan menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban yang masih hilang. Mereka memahami besarnya harapan keluarga untuk menemukan anggota keluarga mereka. "Kami atas nama keluarga besar Basarnas Medan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Kami memahami betapa besar harapan keluarga, dan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila upaya kami belum mampu memenuhi harapan tersebut," ungkap Hery Marantika.
Selain itu, Basarnas Medan juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam operasi SAR. Kerja sama dan dedikasi dari berbagai instansi dan relawan sangat membantu dalam upaya pencarian. "Kerja sama, dedikasi, dan semangat kemanusiaan dari semua pihak adalah bentuk solidaritas luar biasa. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kontribusi dan sinergi selama operasi berlangsung," ujarnya.
Operasi SAR melibatkan berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, BPBD, Satgas SAR Subulussalam, Komunitas Arung Jeram Lae Kombih, relawan, dan masyarakat sekitar. Partisipasi aktif dari berbagai pihak ini menunjukkan semangat kebersamaan dan kepedulian dalam menghadapi bencana.
Meskipun operasi SAR telah resmi ditutup, Basarnas Medan tetap berkomitmen untuk terus memantau perkembangan informasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Mereka berharap agar informasi baru dapat membantu menemukan kedua korban yang masih hilang.