BI Cirebon Dorong UMKM Kopi Gunung Ciremai Tembus Pasar Ekspor pada 2026
BI Cirebon bantu UMKM kopi Gunung Ciremai dengan pendampingan agar mampu menembus pasar ekspor pada 2026 mendatang.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cirebon terus berupaya mengembangkan potensi kopi khas Gunung Ciremai. Langkah ini diwujudkan melalui pendampingan intensif terhadap dua pelaku UMKM terpilih. Tujuannya adalah agar produk kopi lokal ini mampu menembus pasar ekspor pada tahun 2026.
Kepala KPw BI Cirebon, Jajang Hermawan, menyatakan bahwa kedua UMKM yang mendapat pendampingan merupakan bagian dari Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Buana Ciremai. Organisasi ini menghimpun para petani dan pelaku usaha kopi dari wilayah Kuningan dan Majalengka.
Produk kopi yang mereka hasilkan telah mengantongi sertifikasi Indikasi Geografis (IG). Sertifikasi ini membuktikan keunikan cita rasa kopi yang berasal dari pegunungan Ciremai dan Cakrabuana. BI Cirebon berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan produk lokal ini agar semakin berdaya saing.
Pendampingan Intensif untuk Kualitas dan Daya Saing
BI Cirebon telah memberikan pendampingan menyeluruh kepada UMKM kopi selama lebih dari dua tahun. Pendampingan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari praktik budi daya yang baik hingga pengolahan pascapanen yang tepat. Peningkatan mutu produk juga menjadi fokus utama, termasuk pengemasan yang menarik dan fasilitasi promosi serta sertifikasi IG.
Jajang Hermawan menekankan bahwa pendampingan ini bertujuan untuk memastikan kopi Gunung Ciremai memiliki nilai tambah dan daya saing tinggi di pasar global. "Bukan hanya unggul secara lokal, tapi juga siap ekspor dari sisi kualitas, kuantitas, dan tata kelola," tegasnya.
BI Cirebon juga mendorong UMKM binaannya untuk berpartisipasi dalam ajang World of Coffee Jakarta 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk memperkenalkan kopi Gunung Ciremai ke pasar internasional.
Potensi Ekspor yang Menjanjikan
Partisipasi UMKM kopi dalam World of Coffee Jakarta 2025 membuahkan hasil positif. Dua pelaku usaha kopi dari MPIG Buana Ciremai berhasil menarik minat lebih dari 20 calon pembeli luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa kopi Gunung Ciremai memiliki daya saing yang cukup tinggi di pasar internasional.
Jajang Hermawan mengungkapkan, "Kehadiran mereka di ajang internasional itu jadi bukti bahwa kopi Gunung Ciremai punya daya saing. Ini menjadi awal yang penting menuju ekspor."
BI mencatat bahwa komoditas kopi dari lereng Gunung Ciremai memiliki potensi transaksi ekspor tahunan sebesar Rp5-8 miliar jika dikembangkan secara konsisten. Potensi ini menjadi motivasi bagi BI Cirebon untuk terus mendukung pengembangan UMKM kopi.
Fokus pada Penguatan Kapasitas UMKM
Penguatan kapasitas UMKM di sektor kopi menjadi fokus utama BI Cirebon. Tujuannya adalah untuk menciptakan ekosistem ekspor yang berkelanjutan. BI Cirebon berharap kesuksesan dua UMKM kopi yang telah didampingi dapat menjadi pemicu bagi pelaku usaha kecil lainnya untuk mengembangkan produk lokal unggulan.
Jajang Hermawan menambahkan, "Ketika satu berhasil ekspor, yang lain akan terdorong. Itu yang ingin kami bangun."
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, BI Cirebon optimis bahwa kopi Gunung Ciremai akan semakin dikenal dan diminati di pasar internasional. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan para petani kopi.
Kesuksesan UMKM kopi Gunung Ciremai diharapkan menjadi inspirasi bagi UMKM lain di Cirebon untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga keuangan, sangat penting untuk mewujudkan hal ini.