BI Jabar Dorong Kredit dan Event Besar Hadapi Pelambatan Ekonomi
Bank Indonesia Jawa Barat berupaya mendorong penyaluran kredit, pengembangan UMKM, dan penyelenggaraan event besar untuk mengatasi perlambatan ekonomi.
Bank Indonesia (BI) Jawa Barat mengambil langkah proaktif menghadapi perlambatan ekonomi dengan mendorong penyaluran kredit yang lebih luas dan menggelar berbagai event berskala besar. Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muhammad Nur, dalam Kickoff West Java Economy Society (WJES) 2025 di Bandung, Rabu (8/5).
Langkah ini mencakup tiga strategi utama. Pertama, BI menginisiasi penyaluran Kredit Insentif Makroprudensial untuk sektor prioritas seperti perumahan, UMKM, dan hilirisasi. Muhammad Nur menjelaskan, "Dengan kebijakan itu, likuiditas perbankan sebenarnya cukup. Tapi pertumbuhan kreditnya masih belum seperti yang kita harapkan. Kalau mau pertumbuhan ekonomi yang bagus, tentu harus didukung dengan pembiayaan atau kredit yang juga tinggi. Misalnya kalau ingin ekonomi di atas 5 persen kita butuh kredit tumbuh sedikitnya 12 persen. Ini kita dorong karena banyak dana yang belum termanfaatkan dengan baik."
Kedua, BI fokus pada pengembangan UMKM yang tidak hanya mengejar percepatan, tetapi juga menekankan ketahanan, stabilitas, dan pemerataan. Nur menambahkan, "Karena tanpa daya beli masyarakat, konsumsinya tidak bagus, pertumbuhan ekonomi juga menjadi tidak bagus."
Strategi Penguatan Ekonomi Jawa Barat
Strategi ketiga yang dijalankan BI Jabar adalah menjaga pertumbuhan investasi. Hal ini dilakukan melalui forum West Java Investment Summit (WJIS) untuk terus menumbuhkan investasi di Jawa Barat. "Tidak mungkin ada pertumbuhan ekonomi tanpa investasi, artinya kita dorong bagaimana supaya investasi terus tumbuh di Jawa Barat ini dan tetap bisa berkembang," ujar Muhammad Nur.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar, Muslimin Anwar, menambahkan bahwa kondisi global yang bergejolak, seperti perang dagang AS-China dan realokasi anggaran pemerintah daerah, berdampak pada sektor pariwisata, khususnya hotel, restoran, dan kafe (Horeca). Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan kebijakan kreatif untuk mengatasinya.
Sebagai contoh, Qris Run di Tasikmalaya berhasil menarik lebih dari 3.000 peserta dan meningkatkan okupansi hotel. BI Jabar pun menyiapkan Karya Kreatif Jawa Barat pada Juli mendatang sebagai langkah konkret untuk mendongkrak pariwisata dan ekonomi lokal. Muslimin menjelaskan, "Lesson learnednya adalah bahwa kami juga mendorong instansi-instansi lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mendatangkan massa dalam arti mereka dapat stay di Bandung atau wilayah lainnya di Jabar, sehingga sektor perhotelan maupun Horeca tetap bangkit."
West Java Economy Society (WJES) 2025
BI Jabar akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi, Pemda kota dan kabupaten, serta kantor pusat Bank Indonesia untuk mencari strategi yang efektif dan responsif terhadap perkembangan global. Salah satu upaya tersebut adalah melalui West Java Economy Society (WJES) 2025, yang merupakan edisi keenam.
Muhammad Nur menjelaskan bahwa WJES bertujuan untuk penguatan ekonomi dengan mengumpulkan masukan dari berbagai lapisan masyarakat, seperti akademisi dan dunia usaha. Masukan tersebut akan dikaji dan dirumuskan menjadi rekomendasi untuk pemerintah daerah dalam rangka mempercepat pembangunan di Jawa Barat. "Kita berharap dalam WJES 2025 ini banyak masyarakat berpartisipasi, semakin banyak paper yang bagus dan lebih banyak lagi yang bisa memberikan rekomendasi-rekomendasi yang memang dibutuhkan oleh pemerintah daerah," tutup Muhammad Nur.
BI Jabar berkomitmen untuk terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dengan strategi yang komprehensif dan responsif terhadap tantangan ekonomi global. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, diharapkan ekonomi Jawa Barat dapat tetap tumbuh dan berkembang.