BI Optimistis NPI 2025 Tetap Positif di Tengah Ketidakpastian Global
Bank Indonesia memprediksi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tahun 2025 akan tetap baik, ditopang defisit transaksi berjalan yang rendah dan surplus transaksi modal serta finansial, meskipun ketidakpastian global masih tinggi.
Jakarta, 23 April 2025 - Bank Indonesia (BI) menyampaikan kabar positif terkait proyeksi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun 2025. Meskipun ketidakpastian ekonomi global masih tinggi, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa bank sentral memprediksi NPI akan tetap berada dalam kondisi baik. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan April 2025 di Jakarta.
Proyeksi positif ini didasarkan pada beberapa faktor kunci. Salah satunya adalah defisit transaksi berjalan yang diperkirakan rendah, berada dalam kisaran 0,5 persen hingga 1,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, surplus transaksi modal dan finansial juga diprediksi akan berlanjut, menjadi penopang utama kinerja NPI yang sehat.
Ketahanan eksternal Indonesia, menurut Gubernur Warjiyo, akan tetap terjaga berkat kondisi NPI yang baik. Hal ini menunjukkan kekuatan fundamental ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan global yang dinamis dan penuh ketidakpastian.
Surplus Perdagangan dan Arus Modal Asing
Data terbaru menunjukkan surplus neraca perdagangan Indonesia masih berlanjut pada Maret 2025, mencapai 4,3 miliar dolar AS. Angka ini meningkat dibandingkan surplus bulan sebelumnya yang sebesar 3,1 miliar dolar AS. Kondisi ini menunjukkan daya saing produk ekspor Indonesia yang tetap kuat di pasar internasional.
Sementara itu, aliran masuk modal asing ke instrumen keuangan domestik juga tercatat positif. Dari awal tahun hingga akhir Maret 2025, tercatat net inflows sebesar 1,6 miliar dolar AS dalam bentuk investasi portofolio. Namun, pada April 2025 (hingga 21 April 2025), terjadi net outflows sebesar 2,8 miliar dolar AS. Hal ini dipicu oleh dampak ketidakpastian global pasca pengumuman tarif resiprokal AS.
Meskipun demikian, Gubernur Warjiyo mencatat bahwa tekanan outflows mulai berkurang, terutama pada Surat Berharga Negara (SBN). Kondisi ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik dan ketahanan eksternal yang terjaga.
Cadangan Devisa yang Kuat
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 juga tercatat sangat kuat, mencapai 157,1 miliar dolar AS. Jumlah ini setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa ini jauh di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor, menunjukkan kemampuan Indonesia dalam menghadapi potensi guncangan eksternal.
Keberadaan cadangan devisa yang besar ini memberikan bantalan yang kuat bagi perekonomian Indonesia untuk menghadapi berbagai risiko global. Hal ini juga menunjukkan kepercayaan internasional terhadap stabilitas dan kekuatan ekonomi Indonesia.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat beberapa tantangan akibat ketidakpastian global, proyeksi BI menunjukkan optimisme terhadap kinerja NPI Indonesia di tahun 2025. Ketahanan eksternal yang terjaga, surplus neraca perdagangan, dan cadangan devisa yang kuat menjadi faktor kunci yang mendukung prediksi tersebut. Kondisi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.