Prabowo Hormati Kritik, Tetap Percaya KopDes Merah Putih Bermanfaat
Presiden Prabowo Subianto menghormati kritik terhadap Koperasi Desa Merah Putih, namun tetap yakin program tersebut akan bermanfaat bagi petani Indonesia.

Jakarta, 23 April 2024 - Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan penghormatannya terhadap semua kritik, termasuk kritik dari seorang profesor yang menilai Koperasi Desa Merah Putih (KopDes Merah Putih) tidak bermanfaat bagi masyarakat desa. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo dalam sambutannya pada peluncuran program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu lalu. Acara tersebut dihadiri ribuan petani.
Presiden Prabowo membacakan kritik tersebut, yang mempertanyakan manfaat dari inisiatif pemerintah untuk mendirikan minimal 70.000, bahkan hingga 80.000 KopDes Merah Putih. "Saya baca kemarin ada profesor yang tanya, enggak ada gunanya koperasi di desa. Koperasi yang kita canangkan minimal 70 ribu Koperasi Merah Putih, kalau bisa 80 ribu (koperasi). Katanya tak ada gunanya. Nanti di tiap koperasi itu kita bangun gudang. Berapa pun hasil di desa itu akan aman," ujar Prabowo, seperti yang terpantau melalui siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden.
Presiden menekankan bahwa program KopDes Merah Putih ini bukan sekadar mendirikan koperasi biasa. Setiap koperasi di 80.000 desa yang ditargetkan akan dilengkapi dengan gudang penyimpanan berpendingin (cool storage) untuk menjaga kualitas hasil pertanian. Lebih lanjut, setiap koperasi juga akan mendapatkan minimal dua unit truk untuk menunjang pemasaran hasil panen hingga ke pasar yang lebih luas.
KopDes Merah Putih: Solusi Masalah Lama Petani Indonesia
Presiden Prabowo, yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), turut berbagi pengalamannya terkait kesulitan petani dalam memasarkan hasil panen. "Saya dapat laporan, 'Pak, di desa saya kita baru panen mangga yang paling bagus di dunia. Tapi tidak ada kendaraan untuk ambil.' Setelah berapa hari, hasil mangga yang terbaik itu rusak. Nangis petani-petani di desa itu," ungkap Presiden Prabowo, menggambarkan betapa besar kerugian yang dialami petani akibat kendala pemasaran.
Oleh karena itu, KopDes Merah Putih dirancang sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan adanya gudang penyimpanan berpendingin dan armada transportasi, diharapkan hasil panen petani dapat terjaga kualitasnya dan dipasarkan dengan efisien. Presiden Prabowo menilai, keluhan petani terkait pemasaran ini telah berlangsung selama puluhan tahun, sehingga kritik terhadap KopDes Merah Putih dianggapnya kurang tepat.
Presiden Prabowo kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung petani Indonesia. "Tiap koperasi akan kita beri truk. Minimal satu truk, kalau bisa dua truk. Semua hasil dari desa itu bisa dipasarkan. Dan semua kebutuhan desa itu bisa diambil ke desa itu. Ada profesor yang tanya, yang bilang tak ada gunanya itu. Ya sudah, kita hormati pendapat dia. Nanti dia akan terbuka matanya. Mudah-mudahan hatinya juga terbuka," kata Prabowo.
Gerakan Indonesia Menanam (Gerina): Kolaborasi untuk Ketahanan Pangan
Selain peluncuran KopDes Merah Putih, Presiden Prabowo juga meluncurkan program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina). Gerina merupakan gerakan kolaboratif yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pertanian, mulai dari penanaman hingga pemanenan. Dengan semangat gotong royong, Gerina diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional.
Program ini diharapkan mampu memberikan dampak positif jangka panjang bagi sektor pertanian di Indonesia, sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. Inisiatif ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memberdayakan masyarakat desa dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
Melalui program Gerina dan KopDes Merah Putih, pemerintah berharap dapat mendorong peningkatan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani, dan pada akhirnya berkontribusi pada ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.