BI Sulsel Catat Rekor Penukaran Uang Baru Rp57,16 Miliar Selama Ramadan
Bank Indonesia Sulsel melaporkan penukaran uang baru selama Ramadan mencapai rekor Rp57,16 miliar, meningkat signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, didorong tingginya permintaan masyarakat jelang Lebaran.
Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan (KPw Sulsel) mencatat rekor penukaran uang baru selama Ramadan 2025 yang mencapai angka fantastis, yakni Rp57,16 miliar. Lonjakan permintaan uang baru ini terjadi di tengah meningkatnya aktivitas ekonomi dan persiapan masyarakat menyambut Hari Raya Idul Fitri. Kepala KPw BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, mengungkapkan hal tersebut dalam kegiatan buka bersama di Makassar pada Rabu, 26 Maret 2025.
Menurut Rizki, total uang tunai yang telah dikeluarkan BI Sulsel hingga saat ini mencapai Rp3,93 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp57,16 miliar dialokasikan khusus untuk memenuhi kebutuhan uang baru selama Ramadan. Peningkatan permintaan uang baru ini, kata Rizki, merupakan hal yang wajar mengingat tradisi masyarakat Indonesia yang gemar menggunakan uang baru untuk berbagai keperluan selama Lebaran.
Layanan penukaran uang baru ini dilakukan baik melalui Bank Indonesia maupun perbankan umum. BI KPw Sulsel sendiri telah menjangkau 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan melalui program layanan kas yang terjadwal. Hingga tanggal 25 Maret 2025, telah tercatat 67 kali layanan kas yang menjangkau 14.150 masyarakat dengan total penukaran mencapai Rp57,16 miliar atau setara dengan 7,8 juta lembar uang kertas.
Layanan Penukaran Uang Baru BI Sulsel
BI Sulsel menyediakan berbagai layanan penukaran uang baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Layanan tersebut meliputi program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI Pinisi), layanan ritel BI, layanan di loket perbankan, dan layanan terpadu. Rinciannya, program SERAMBI Pinisi melayani penukaran senilai Rp1,36 miliar, layanan ritel BI Rp8 miliar, layanan di loket perbankan Rp22,3 miliar, dan layanan terpadu Rp25,5 miliar. Total keseluruhan layanan penukaran uang baru di Sulsel selama Ramadan mencapai Rp57,16 miliar.
Menariknya, BI Sulsel juga menawarkan paket penukaran uang pecahan edisi khusus peringatan 75 Tahun Republik Indonesia senilai Rp75.000 per lembar dengan total nilai paket Rp4,3 juta per orang. Hal ini menunjukkan komitmen BI dalam menyediakan berbagai pilihan layanan dan pecahan uang baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam.
Animo masyarakat untuk mendapatkan uang baru jelang Lebaran Idul Fitri tahun ini meningkat pesat. Rizki Ernadi Wimanda menyatakan bahwa permintaan uang baru meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan kondisi normal. Meskipun demikian, BI Sulsel berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan ketersediaan nominal yang terbatas.
Distribusi dan Jangkauan Layanan
Untuk memastikan penukaran uang baru berjalan lancar dan merata, BI KPw Sulsel telah melakukan layanan kas keliling yang menjangkau seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Hal ini menunjukkan komitmen BI dalam memberikan akses yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat di berbagai daerah untuk mendapatkan uang baru. Dengan adanya layanan ini, diharapkan masyarakat dapat dengan mudah memperoleh uang baru untuk kebutuhan Lebaran tanpa harus kesulitan.
Layanan yang terdistribusi luas ini menjadi bukti nyata upaya BI dalam melayani masyarakat. Jumlah layanan kas yang mencapai 67 kali dan menjangkau 14.150 masyarakat merupakan angka yang signifikan dan menunjukkan keberhasilan program ini dalam mendistribusikan uang baru secara merata ke seluruh penjuru Sulawesi Selatan.
Keberhasilan program ini tak lepas dari kerjasama yang baik antara BI Sulsel dengan berbagai pihak, termasuk perbankan dan instansi terkait. Kerjasama ini menjadi kunci dalam memastikan ketersediaan uang baru dan kelancaran proses penukarannya.
Dengan adanya layanan penukaran uang baru yang memadai, diharapkan masyarakat dapat merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan lebih tenang dan nyaman. BI Sulsel berkomitmen untuk terus meningkatkan layanannya agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal.