BPBD PPU Rekomendasikan Normalisasi Sungai Cegah Banjir di Bukit Subur dan Riko
Banjir di Desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akibat hujan lebat, mendorong BPBD merekomendasikan normalisasi sungai dan perbaikan jembatan.
Banjir yang melanda Desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, pada Senin, 21 April 2025, telah mengakibatkan 622 jiwa terdampak. Peristiwa ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut, menyebabkan meluapnya air sungai dan merendam ratusan rumah. BPBD PPU pun merekomendasikan normalisasi sungai dan perbaikan infrastruktur untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten PPU, M. Sukadi Kuncoro, menyatakan bahwa rekomendasi normalisasi sungai terutama ditujukan untuk Desa Bukit Subur. Pendangkalan dan penyempitan sungai, ditambah dengan banyaknya semak belukar, memperlambat proses surutnya air saat terjadi peningkatan debit air. Hal ini menjadi penyebab utama banjir yang sering terjadi di wilayah tersebut.
BMKG Balikpapan telah mengeluarkan peringatan dini akan hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di Kecamatan Penajam pada Minggu, 20 April 2025. Peringatan ini disampaikan pada pukul 20.39 Wita dan 22.08 Wita pada hari Minggu, dan kembali pada pukul 01.02 Wita di hari Senin. Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Minggu malam hingga Senin dini hari menjadi pemicu utama banjir tersebut.
Rekomendasi Normalisasi Sungai dan Perbaikan Jembatan
BPBD PPU memberikan dua rekomendasi utama. Pertama, normalisasi sungai di Desa Bukit Subur perlu segera dilakukan. Hal ini meliputi pengerukan dasar sungai yang mengalami pendangkalan dan pembersihan semak belukar untuk memperlancar aliran air. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses surutnya air ketika terjadi hujan lebat dan mencegah genangan air yang berdampak pada pemukiman warga.
Kedua, rekomendasi ditujukan untuk Kelurahan Riko, yaitu perbaikan jembatan di RT 04. Jembatan ini merupakan akses utama warga ke perkotaan dan satu-satunya penghubung masyarakat setempat. Kerusakan jembatan akibat arus sungai yang deras saat banjir membahayakan keselamatan warga. Perbaikan jembatan ini menjadi prioritas untuk memastikan aksesibilitas dan keamanan warga tetap terjaga.
Di Desa Bukit Subur, sembilan lingkungan RT terdampak banjir, dengan total 131 rumah atau 131 KK dan 457 jiwa terdampak. Rinciannya, RT 01 (28 KK/111 jiwa), RT 02 (19 KK/63 jiwa), RT 03 (10 KK/25 jiwa), RT 04 (24 KK/79 jiwa), RT 05 (12 KK/38 jiwa), RT 06 (22 KK/72 jiwa), RT 07 (4 KK/13 jiwa), RT 09 (1 KK/4 jiwa), dan RT 10 (11 KK/52 jiwa).
Sementara di Kelurahan Riko, RT 04 terdampak dengan 50 rumah atau 50 KK dan 165 jiwa terdampak. Total keseluruhan, 181 KK atau 622 jiwa dari dua wilayah tersebut terdampak banjir.
Langkah Pencegahan Banjir di Masa Mendatang
Normalisasi sungai menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan banjir di Desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko. Pengerukan sedimentasi dan pembersihan vegetasi di sepanjang aliran sungai akan meningkatkan kapasitas tampung sungai dan mempercepat drainase air. Dengan demikian, risiko banjir akibat hujan lebat dapat diminimalisir.
Selain normalisasi sungai, perbaikan infrastruktur seperti jembatan di Kelurahan Riko juga sangat penting. Infrastruktur yang kuat dan handal akan memastikan aksesibilitas warga tetap terjaga, bahkan dalam kondisi darurat seperti banjir. Hal ini akan meminimalisir dampak buruk banjir terhadap kehidupan masyarakat.
Peringatan dini dari BMKG juga berperan penting dalam mitigasi bencana. Dengan adanya peringatan dini, masyarakat dapat mempersiapkan diri dan mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak banjir. Kerja sama antara pemerintah, BMKG, dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi ancaman bencana banjir.
Kejadian banjir ini menjadi pengingat penting bagi kita semua akan pentingnya pengelolaan lingkungan yang baik dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Langkah-langkah mitigasi yang tepat dan terkoordinasi akan sangat membantu dalam mengurangi dampak buruk banjir dan melindungi keselamatan masyarakat.