BPOLBF Harap Kepala Daerah NTT Perkuat Sinergi Pariwisata
BPOLBF mengharapkan kepala daerah di NTT yang baru dilantik dapat memperkuat sinergi untuk meningkatkan pembangunan sektor pariwisata di 11 kabupaten, termasuk pengembangan destinasi religi dan wisata berkelanjutan.
Labuan Bajo, NTT, 22 Februari 2024 - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh, menyampaikan harapannya kepada kepala daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang baru dilantik. Ia meminta mereka untuk memperkuat sinergi guna meningkatkan pembangunan sektor pariwisata di wilayah tersebut. Hal ini disampaikan melalui wawancara di Labuan Bajo, Manggarai Barat, pada Jumat (21/2).
Harapan tersebut khususnya ditujukan kepada 11 kabupaten yang berada di bawah koordinasi BPOLBF. Frans Teguh menekankan pentingnya sinergi positif antar kepala daerah untuk memajukan sektor pariwisata. Ke-11 kabupaten tersebut meliputi Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor, serta dua kecamatan di Kabupaten Bima, yaitu Sape dan Lambu. Kerjasama yang solid dinilai krusial dalam mengoptimalkan potensi pariwisata NTT.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata dan meningkatkan perekonomian daerah. Namun, masih banyak isu strategis yang perlu mendapat perhatian serius. Penguatan sumber daya manusia (SDM) di bidang kepariwisataan, peningkatan kapasitas desa-desa wisata, dan penciptaan produk-produk pariwisata baru menjadi fokus utama ke depannya. Hal ini merupakan langkah penting untuk memastikan keberlanjutan sektor pariwisata di NTT.
Penguatan Pariwisata Berbasis Budaya dan Religi
Salah satu fokus utama BPOLBF adalah penguatan Pulau Flores sebagai destinasi religi Katolik di Indonesia. Upaya ini telah dilakukan selama setahun terakhir. Selain itu, peningkatan konten lokal berbasis budaya dan masyarakat terus didorong untuk menjamin pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan komitmen untuk menciptakan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Berbagai jenis wisata dikembangkan untuk menarik minat wisatawan, antara lain wisata desa, wisata budaya dan heritage, wisata petualangan, wisata bahari, wisata gastronomi atau kuliner, wisata sejarah, dan wisata spiritual. Keragaman ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik Pulau Flores sebagai destinasi wisata unggulan.
Provinsi NTT memiliki potensi sumber daya pariwisata yang besar. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan. Namun, keberhasilan ini sangat bergantung pada sinergi dan kerjasama yang kuat antar pemangku kepentingan.
Tantangan dan Solusi Pengembangan Pariwisata NTT
Pariwisata Pulau Flores juga memerlukan dukungan dalam hal keamanan dan keselamatan wisatawan. Tata kelola mitigasi risiko kebencanaan perlu ditingkatkan untuk memberikan rasa aman kepada para pengunjung. Konektivitas antar wilayah kabupaten di Pulau Flores juga masih menjadi tantangan. Investasi di sektor transportasi sangat dibutuhkan untuk mempermudah aksesibilitas dan mendorong persebaran kunjungan wisatawan ke seluruh penjuru Pulau Flores.
Frans Teguh berharap kepemimpinan baru di NTT dapat menyatukan seluruh pemangku kepentingan. Sinergi dan kolaborasi yang positif sangat penting untuk mewujudkan visi pariwisata Pulau Flores yang berkelanjutan, tangguh, dan berdaya saing. Pengembangan pariwisata Pulau Flores akan menjadi pendorong pertumbuhan dan penyebaran pembangunan kepariwisataan di seluruh NTT.
Dengan potensi yang dimiliki, NTT memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia. Namun, dibutuhkan komitmen dan kerjasama yang kuat dari semua pihak untuk mewujudkan hal tersebut. Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan memperhatikan aspek budaya serta lingkungan hidup sangat penting untuk memastikan keberhasilan jangka panjang.
Keberhasilan pengembangan pariwisata di NTT tidak hanya akan meningkatkan perekonomian daerah, tetapi juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan budaya lokal. Oleh karena itu, sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut.