BPOM Mamuju Temukan 7 Jenis Pangan Kadaluarsa Jelang Ramadhan
Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju menemukan tujuh jenis pangan kadaluarsa dan 11 jenis pangan rusak di empat sarana distribusi, namun memastikan takjil Ramadhan aman dikonsumsi.
Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju, Sulawesi Barat, baru-baru ini mengungkap temuan tujuh jenis pangan kadaluarsa di empat sarana distribusi pangan Kabupaten Mamuju. Penemuan ini terjadi selama intensifikasi pangan aman menjelang Ramadhan. Kepala BPOM Mamuju, Suliyanto, menyatakan bahwa temuan tersebut meliputi 10 buah produk pangan yang telah melewati batas kedaluwarsa, ditemukan di dua ritel modern dan dua distributor.
Selain pangan kadaluarsa, BPOM juga menemukan 11 jenis pangan rusak, berjumlah total 24 buah, di lokasi yang sama. Temuan ini menjadi sorotan mengingat pentingnya keamanan pangan, terutama menjelang bulan suci Ramadhan dimana konsumsi pangan meningkat signifikan. Hal ini menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap distribusi dan penjualan pangan di Kabupaten Mamuju.
Namun, kabar baiknya, hasil pengujian terhadap 17 sampel takjil Ramadhan di Kabupaten Mamuju menunjukkan hasil negatif terhadap kandungan bahan berbahaya seperti metanil yellow, rhodamin-B, formalin, dan boraks. Suliyanto memastikan bahwa takjil yang dijual aman dikonsumsi masyarakat. Pengujian ini dilakukan sebagai bagian dari upaya BPOM untuk melindungi kesehatan masyarakat selama bulan Ramadhan.
Temuan Pangan Kadaluarsa dan Rusak di Mamuju
Sebanyak tujuh jenis pangan kadaluarsa ditemukan oleh BPOM Mamuju. Rincian jenis pangan yang kadaluarsa tersebut belum dipublikasikan secara detail oleh BPOM. Namun, temuan ini menunjukkan adanya potensi risiko kesehatan bagi konsumen jika mengonsumsi produk-produk tersebut. BPOM menekankan pentingnya bagi konsumen untuk selalu memeriksa tanggal kedaluwarsa sebelum membeli dan mengonsumsi makanan.
Selain pangan kadaluarsa, ditemukan pula 11 jenis pangan rusak, yang menunjukkan kurangnya perhatian terhadap kualitas dan penyimpanan pangan. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi para distributor dan penjual untuk memastikan produk yang mereka jual dalam kondisi baik dan layak konsumsi.
Pengawasan yang ketat dari BPOM sangat penting untuk mencegah peredaran pangan yang tidak aman. Konsumen juga diharapkan untuk berperan aktif dengan memeriksa tanggal kedaluwarsa dan kondisi pangan sebelum membelinya.
Pengujian Takjil Ramadhan dan Edukasi Keamanan Pangan
BPOM Mamuju telah melakukan pengujian terhadap 17 sampel takjil Ramadhan di Kabupaten Mamuju. Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh sampel negatif mengandung bahan berbahaya. Ini merupakan kabar baik bagi masyarakat Mamuju yang dapat menikmati takjil Ramadhan dengan aman.
Selain pengujian, BPOM juga melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada pengunjung dan penjual di pusat distribusi takjil dan sarana distribusi pangan. Materi edukasi mencakup pemanfaatan aplikasi BPOM Mobile, cara melakukan Cek KLIK (cek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa), serta pemahaman tentang label pangan dan informasi nilai gizi.
Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan dan bagaimana cara memilih pangan yang aman dan sehat. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih melindungi diri dari risiko mengonsumsi pangan yang tidak aman.
BPOM telah melakukan intensifikasi pangan aman takjil di enam kabupaten di Sulawesi Barat, dan semuanya dinyatakan aman dikonsumsi. Hal ini menunjukkan komitmen BPOM dalam menjaga keamanan pangan di seluruh wilayah Sulawesi Barat.
Langkah-langkah yang dilakukan BPOM Mamuju, mulai dari pengawasan, pengujian, hingga edukasi, menunjukkan komitmen yang tinggi dalam menjaga keamanan pangan di wilayah tersebut. Kerjasama antara BPOM, distributor, penjual, dan konsumen sangat penting untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat.