BPPSDMP Dorong Petani Milenial Terapkan Smart Farming
BPPSDMP Kementan mendorong petani milenial di Indonesia untuk menerapkan smart farming guna meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan nasional dengan teknologi rendah biaya.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) gencar mendorong adopsi smart farming di kalangan petani milenial Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk memajukan sektor pertanian dalam negeri dan menciptakan sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti, di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Jumat, 21 Februari 2024.
Menurut Santi, sapaan akrab Kepala BPPSDMP, integrasi teknologi dan pertanian merupakan kunci kemajuan sektor pertanian Indonesia. Penerapan smart farming, yang memanfaatkan teknologi untuk mempermudah usaha tani, dinilai sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dengan smart farming, kerugian akibat faktor cuaca dapat diminimalisir dan penggunaan sumber daya alam dapat dioptimalkan.
Lebih lanjut, Santi menekankan bahwa smart farming tidak selalu identik dengan biaya tinggi. Konsep low cost smart farming menawarkan alternatif bagi petani milenial dengan memanfaatkan teknologi sederhana dan menekan biaya modal. Salah satu contoh penerapannya adalah smart green house yang dilengkapi sistem pemantauan berbasis sensor dan kontrol nutrisi otomatis, seperti yang telah diterapkan di BBPP Ketindan.
Smart Green House: Solusi Pertanian Cerdas Berbiaya Rendah
Di BBPP Ketindan, smart green house telah terbukti berhasil. Penerapan teknologi ini menghasilkan panen melon jenis sweet lavender dengan tingkat kemanisan 16 brix. Hasil analisis return on investment (ROI) menunjukkan angka yang menggembirakan, yaitu 112 persen. Hal ini berarti para petani dapat kembali modal dalam waktu 2 hingga 4 tahun, tergantung harga jual melon.
Kepala BPPSDMP juga menjelaskan umur ekonomis smart green house yang mencapai 4 hingga 10 tahun. Setelah masa tersebut, petani hanya perlu mengganti komponen UV, sementara rangka bangunan dapat tetap dipertahankan. Keunggulan lainnya adalah minimnya serangan hama tanaman dibandingkan dengan budidaya di lahan terbuka.
Dengan adanya teknologi ini, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Keberhasilan penerapan smart green house di BBPP Ketindan menjadi contoh nyata bagi petani milenial untuk mengadopsi teknologi pertanian cerdas dan berkontribusi pada program ketahanan pangan nasional.
Manfaat Smart Farming bagi Petani Milenial
- Meningkatkan produktivitas pertanian
- Menguangi kerugian akibat faktor cuaca
- Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam
- Membuka peluang usaha tani yang lebih menguntungkan
- Mempermudah kegiatan usaha tani
Dengan penerapan smart farming, diharapkan para petani milenial dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu, keberhasilan program ini juga akan berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan nasional dan kemajuan sektor pertanian di Indonesia. BPPSDMP berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi petani milenial dalam mengadopsi teknologi pertanian modern.
Penerapan smart farming merupakan langkah strategis untuk menghadapi tantangan di sektor pertanian, seperti perubahan iklim dan peningkatan kebutuhan pangan. Dengan teknologi yang tepat dan pendampingan yang memadai, diharapkan pertanian Indonesia dapat semakin maju dan berdaya saing.