BPS Batam Optimalkan Digitalisasi untuk Efisiensi Anggaran
BPS Batam berencana memaksimalkan digitalisasi dalam operasionalnya untuk efisiensi anggaran tanpa mengurangi kualitas pelayanan dan survei, termasuk pelatihan daring dan koordinasi online dengan BPS Provinsi dan Pusat.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mengambil langkah strategis untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam operasional kerjanya. Langkah ini diprioritaskan sebagai upaya efisiensi anggaran tanpa mengorbankan kualitas pelayanan dan pelaksanaan survei. Kepala BPS Batam, Eko Aprianto, menjelaskan berbagai penyesuaian yang tengah dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Berbagai upaya efisiensi tengah dijalankan, salah satunya adalah pelatihan survei yang kini dilakukan secara daring. Hal ini berbeda dengan pelatihan sebelumnya yang seringkali dilakukan secara tatap muka di hotel. Selain itu, koordinasi dengan BPS Provinsi dan BPS Pusat juga diutamakan melalui jalur daring guna menekan biaya operasional.
Eko Aprianto menambahkan bahwa pelatihan daring ini ditujukan untuk para petugas mitra survei sebelum mereka terjun ke lapangan. Dengan metode daring, pelatihan dapat menjangkau lebih banyak peserta dengan biaya yang lebih efisien. Meskipun demikian, pelaksanaan Sensus Ekonomi 2026 dan kegiatan BPS Batam lainnya tetap berjalan sesuai rencana.
Efisiensi Operasional BPS Batam: Digitalisasi sebagai Solusi
Langkah efisiensi yang dilakukan BPS Batam meliputi berbagai aspek operasional. Pelatihan survei daring merupakan salah satu contoh nyata komitmen BPS Batam dalam mengoptimalkan teknologi digital. Dengan pelatihan daring, BPS Batam berhasil memangkas biaya akomodasi dan transportasi yang biasanya cukup besar saat pelatihan dilakukan secara tatap muka.
Selain pelatihan, koordinasi dengan BPS Provinsi dan BPS Pusat juga dilakukan secara daring. Hal ini telah menjadi praktik umum bahkan sebelum kebijakan efisiensi diterapkan, sehingga dampaknya terhadap efisiensi anggaran tidak terlalu signifikan. Namun, langkah ini tetap menjadi bagian penting dalam upaya optimalisasi digitalisasi di BPS Batam.
Meskipun demikian, Eko Aprianto menjelaskan bahwa kebijakan kerja dari rumah (WFH) belum diterapkan. Penerapan WFH masih menunggu arahan lebih lanjut dari pimpinan BPS Pusat. Saat ini, upaya efisiensi difokuskan pada penghematan penggunaan listrik dan air.
Sensus Ekonomi 2026 dan Persiapannya
Terkait dengan Sensus Ekonomi 2026, Eko Aprianto memastikan bahwa kegiatan tersebut tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal. Namun, persiapannya masih menunggu arahan lebih lanjut dari BPS Pusat, terutama mengenai mekanisme pelaksanaan dan alokasi anggaran. BPS Pusat masih terus mengkaji hal tersebut secara lebih rinci.
Dengan demikian, BPS Batam terus berupaya untuk melakukan penyesuaian dan inovasi dalam menjalankan tugasnya. Digitalisasi menjadi salah satu kunci utama dalam mencapai efisiensi operasional tanpa mengorbankan kualitas pelayanan dan hasil survei. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen BPS Batam dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi.
Meskipun beberapa kebijakan efisiensi masih menunggu arahan lebih lanjut dari pusat, BPS Batam tetap berkomitmen untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin. Dengan mengoptimalkan teknologi digital, BPS Batam berharap dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dengan anggaran yang lebih efisien.
Kesimpulan
BPS Batam menunjukkan komitmen kuat dalam mengoptimalkan sumber daya melalui digitalisasi. Langkah ini tidak hanya berdampak pada efisiensi anggaran, tetapi juga berpotensi meningkatkan efektivitas dan jangkauan pelayanan BPS Batam kepada masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi, BPS Batam siap menghadapi tantangan ke depan, termasuk persiapan Sensus Ekonomi 2026.