Bulog Serap 300 Ribu Ton Gabah Jelang Panen Raya: Capaian Tertinggi Lima Tahun Terakhir
Bulog berhasil menyerap 300.000 ton gabah dan beras, capaian tertinggi dalam 5 tahun terakhir, menjelang panen raya April 2025 untuk menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani.
Jakarta, 14 Maret 2025 - Jelang puncak musim panen raya April 2025, Perum Bulog telah berhasil menyerap gabah dan beras sebanyak 300.000 ton setara beras. Capaian ini merupakan angka tertinggi dalam lima tahun terakhir, menunjukkan kesiapan Bulog dalam menghadapi panen raya dan menjaga stabilitas pasokan pangan nasional. Penyerapan dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Pertanian, TNI-Polri, kelompok tani, dan penggilingan padi, guna memastikan keberhasilan program ini.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso, menyatakan optimisme Bulog untuk mempertahankan momentum penyerapan gabah yang tinggi. Dengan rata-rata penyerapan harian mencapai belasan ribu ton, Bulog yakin mampu memenuhi target dan memastikan ketersediaan beras di pasaran. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas harga dan mencegah potensi gejolak harga di tengah peningkatan produksi beras.
Penyerapan gabah ini merupakan bagian dari komitmen Bulog untuk mendukung swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia. Pemerintah menetapkan harga pembelian gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram, sebuah kebijakan yang bertujuan untuk memberikan harga wajar bagi petani dan mendorong produktivitas pertanian.
Serapan Gabah Tertinggi dalam Lima Tahun
Arwakhudin Widiarso menekankan bahwa capaian serapan gabah sebanyak 300.000 ton merupakan rekor tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. "Dalam lima tahun terakhir penyerapan sebanyak 300.000 ton merupakan angka tertinggi, rata-rata penyerapan harian sudah belasan ribu ton, semoga kami bisa terus menjaga momentum ini menjelang panen raya di akhir Maret hingga April nanti," ungkap Arwakhudin dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.
Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi yang terjalin antara Bulog dengan berbagai pemangku kepentingan. "Sinergi ini kami harapkan dapat mengoptimalkan penyerapan kami menjelang musim panen raya," ujarnya. Kolaborasi ini meliputi kerja sama dengan Dinas Pertanian di berbagai tingkatan, TNI-Polri, kelompok tani, gapoktan, dan penggilingan padi.
Bulog juga gencar melakukan sosialisasi terkait harga pembelian GKP kepada petani. Hal ini bertujuan untuk memastikan para petani memahami kebijakan pemerintah dan mendapatkan informasi yang akurat terkait harga jual gabah mereka.
Dukungan Pemerintah untuk Kesejahteraan Petani
Pemerintah melalui Bulog berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan petani dengan memberikan harga pembelian GKP yang layak. Arwakhudin menjelaskan, "Sesuai dengan arahan Presiden bahwa harga yang ditetapkan pemerintah untuk pembelian Gabah Kering Panen di tingkat petani adalah sebesar Rp.6.500/kg. Harga ini adalah bentuk pemerintah hadir dalam upaya menyejahterakan petani dengan melakukan pembelian gabah dengan harga yang baik dan dapat menguntungkan para petani."
Harga pembelian GKP tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi beras dan meningkatkan pendapatan petani. Dengan harga yang terjamin, diharapkan petani dapat lebih bersemangat dalam bercocok tanam dan meningkatkan produktivitas.
Wakil Menteri Pertanian sekaligus Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, Sudaryono, memprediksi surplus produksi beras mencapai 2,8 hingga 3,5 juta ton hingga April 2025. Ia berharap surplus ini dapat dimanfaatkan petani untuk menanam hingga dua atau tiga kali dalam setahun, menciptakan ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan. "Setelah panen kali ini, saya harapkan para petani bisa kembali menanam lagi. Jadi dalam setahun bisa menanam hingga 2 sampai 3 kali, tidak hanya sekali menanam saja," kata Sudaryono.
Dengan adanya penyerapan gabah oleh Bulog dan kebijakan pemerintah yang mendukung, diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat dan ketahanan pangan nasional dapat terjaga dengan baik.