China Tetapkan Defisit Anggaran 4 Persen di 2025: Fokus pada Kesejahteraan Rakyat dan Pertumbuhan Berkelanjutan
Pemerintah China mengumumkan defisit anggaran 4 persen untuk tahun 2025, meningkat dari target 3 persen di 2024, dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Pemerintah China baru saja menetapkan defisit anggaran sebesar 4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun 2025. Hal ini diumumkan oleh Perdana Menteri Li Qiang dalam pembukaan Sidang Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Beijing pada 5 Maret 2025. Keputusan ini menandai peningkatan dari target defisit 3 persen pada tahun 2024, dengan total defisit mencapai 5,66 triliun yuan (sekitar Rp15,73 kuadriliun).
Pengumuman tersebut disampaikan dalam rangkaian sidang parlemen 'Dua Sesi' yang berlangsung dari tanggal 4 hingga 11 Maret 2025. Sidang ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah pada tahun 2024 dan menetapkan rencana kerja untuk tahun 2025. Peningkatan defisit anggaran ini mencerminkan strategi pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Defisit sebesar 5,66 triliun yuan tersebut meningkat 1,6 triliun yuan (sekitar Rp4,4 kuadriliun) dibandingkan dengan defisit tahun 2024. Peningkatan ini akan diimbangi dengan peningkatan pengeluaran negara yang diproyeksikan mencapai 29,7 triliun yuan (sekitar Rp67,41 kuadriliun), meningkat 1,2 triliun yuan (sekitar Rp2,72 kuadriliun) dari tahun sebelumnya. Strategi ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menginvestasikan lebih banyak dana dalam pembangunan infrastruktur dan program-program sosial.
Alokasi Dana dan Investasi Pemerintah
Sebagian dari defisit, yakni 1,3 triliun yuan (sekitar Rp2,95 kuadriliun), akan dipenuhi melalui penerbitan obligasi negara ultra-panjang. Dari jumlah tersebut, 500 miliar yuan (sekitar Rp1,1 kuadriliun) akan dialokasikan untuk membantu bank-bank milik negara (BUMN) dalam penguatan modal. Langkah ini bertujuan untuk menstabilkan sektor keuangan dan memastikan kelancaran operasional perbankan.
Pemerintah juga mengalokasikan 735 miliar yuan (sekitar Rp1,66 kuadriliun) untuk investasi, meningkat 35 miliar yuan (sekitar Rp79,45 triliun) dibandingkan tahun 2024. Investasi ini akan difokuskan pada berbagai sektor strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemerintah daerah akan menerbitkan obligasi senilai 4,4 triliun yuan (sekitar Rp9,98 kuadriliun), meningkat 500 miliar yuan (sekitar Rp1,1 kuadriliun) dari tahun sebelumnya. Dana ini akan digunakan untuk investasi konstruksi, akuisisi lahan, dan penyelesaian pembayaran tertunggak kepada pihak swasta.
Upaya percepatan alokasi dana ke pemerintah daerah juga menjadi fokus pemerintah pusat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa proyek-proyek pembangunan dapat segera dimulai dan memberikan dampak positif bagi perekonomian. Pemerintah pusat juga menaikkan pagu untuk obligasi pemerintah daerah senilai 3,9 triliun yuan (sekitar Rp8,8 kuadriliun) dan memperluas bidang penggunaan dana tersebut untuk membantu pemerintah daerah mengatasi kesulitan pembayaran.
Pendapatan dan Belanja Pemerintah
Meskipun defisit meningkat, pendapatan pemerintah pusat diproyeksikan mencapai 9,696 triliun yuan (sekitar Rp22 kuadriliun), turun 3,5 persen dibandingkan pendapatan aktual tahun 2024. Total belanja akan melebihi pendapatan, sehingga defisit sebesar 4,86 triliun yuan (sekitar Rp11 kuadriliun) akan dibiayai melalui penerbitan obligasi negara. Belanja pemerintah pusat diproyeksikan meningkat sebesar 6,9 persen menjadi 4,35 triliun yuan (sekitar Rp9,8 kuadriliun).
Beberapa pos pengeluaran utama pemerintah pusat meliputi: 64,506 miliar yuan (sekitar Rp146,4 triliun) untuk upaya diplomatik; 1,78 triliun yuan (sekitar Rp4 kuadriliun) untuk pertahanan nasional; 242,828 miliar yuan (sekitar Rp551 triliun) untuk keamanan dalam negeri; 174,443 miliar yuan (sekitar Rp395 triliun) untuk pendidikan; dan 398,119 miliar yuan (sekitar Rp903 triliun) untuk sains dan teknologi. Alokasi dana juga diberikan untuk cadangan biji-bijian, minyak goreng, dan bahan pangan lainnya, serta pembayaran bunga utang.
Pemerintah juga akan mentransfer 10,3415 triliun yuan (sekitar Rp23,47 kuadriliun) ke pemerintah daerah, meningkat 8,4 persen dari tahun 2024. Selain itu, 50 miliar yuan (sekitar Rp113,5 triliun) akan dialokasikan untuk dana cadangan pemerintah pusat. Pemerintah menekankan komitmennya untuk memperbaiki struktur pengeluaran dengan memprioritaskan peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan konsumsi, dan pertumbuhan berkelanjutan.
Perdana Menteri Li Qiang menegaskan bahwa pemerintah akan memastikan dana digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Peningkatan defisit anggaran ini menunjukkan strategi pemerintah China yang berfokus pada investasi dan pengeluaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.