Cianjur Bangun TPST Baru di Cibeber, Target Olah 10 Ton Sampah Per Hari
Dinas Lingkungan Hidup Cianjur membangun TPST di Cibeber dengan kapasitas 10 ton/hari untuk mengurangi beban TPAS Mekarsari dan mengolah sampah organik menjadi pakan maggot serta sampah anorganik menjadi RDF.
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kini tengah membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) baru di Kecamatan Cibeber. TPST ini, yang berlokasi di dekat Pasar Cibeber, ditargetkan mampu mengolah 10 ton sampah per hari. Pembangunan ini merupakan upaya untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPAS) Mekarsari di Kecamatan Cikalongkulon.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur, Komarudin, menjelaskan bahwa TPST Cibeber akan melayani wilayah Cianjur bagian selatan, meliputi Kecamatan Pagelaran, Sukanagara, Campaka, dan Cibeber. Ia berharap TPST ini dapat secara signifikan mengurangi beban TPAS Mekarsari. "Nantinya di TPST Cibeber mengakomodasi sampah yang berasal dari sejumlah kecamatan di wilayah Cianjur bagian selatan seperti Kecamatan Pagelaran, Sukanagara, Campaka dan Cibeber, minimal setiap hari dapat mengolah 10 ton sampah dari wilayah tersebut," kata Komarudin dalam keterangannya pada Rabu, 30 April 2024.
Proyek pembangunan TPST Cibeber dibiayai oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sekitar Rp3 miliar. Saat ini, prosesnya masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study) dan persiapan lelang. Setelah lelang selesai (diperkirakan Mei-Juni 2024), pembangunan ditargetkan dimulai pada Juli 2024.
Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik
TPST Cibeber dirancang untuk mengolah sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan diolah menjadi pakan maggot dan produk bernilai ekonomis lainnya. Sementara itu, sampah anorganik akan diproses menjadi refuse derived fuel (RDF), yaitu bahan bakar alternatif. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Selain pembangunan TPST, DLH Cianjur juga gencar melakukan sosialisasi mengenai pengolahan dan pemilahan sampah kepada masyarakat. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPAS Mekarsari dan mendorong masyarakat membuang sampah pada waktu yang tepat. "Sehingga ke depan keberadaan TPST akan terus ditambah agar usia TPAS di Cianjur panjang, serta sampah yang dikelola memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat untuk masyarakat sekitar," tambah Komarudin.
Program ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah dan menciptakan pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Dengan adanya TPST Cibeber, diharapkan dapat mengurangi permasalahan sampah di Cianjur dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Sosialisasi Pengolahan Sampah
Komarudin menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah. Ia berharap sosialisasi yang dilakukan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah dari rumah. "Kami terus gencarkan sosialisasi agar masyarakat di seluruh wilayah Cianjur, melakukan pengolahan dan pemilahan sampah sebelum dibuang, sehingga ke depan tidak ada lagi status darurat sampah," tegasnya.
Dengan adanya TPST baru dan sosialisasi yang intensif, diharapkan Cianjur dapat mengatasi permasalahan sampah dan menuju pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan. Pemilahan sampah di rumah tangga menjadi kunci keberhasilan program ini. Partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Keberadaan TPST Cibeber diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah di Cianjur dan mengurangi beban TPAS Mekarsari. Pengolahan sampah organik menjadi pakan maggot dan sampah anorganik menjadi RDF merupakan langkah inovatif yang berpotensi meningkatkan nilai ekonomis sampah.
- Pembangunan TPST Cibeber menelan biaya sekitar Rp3 miliar dari Disperkim Provinsi Jawa Barat.
- Proses pembangunan dimulai setelah lelang selesai (diperkirakan Juli 2024).
- TPST Cibeber ditargetkan mampu mengolah 10 ton sampah per hari.
- Sampah organik diolah menjadi pakan maggot dan produk bernilai ekonomis lainnya.
- Sampah anorganik diolah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel).
Dengan adanya komitmen dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan Cianjur dapat terbebas dari status darurat sampah dan memiliki sistem pengelolaan sampah yang lebih baik di masa depan.