Cimahi Darurat Sampah Pasca Lebaran: Pemkot Terjunkan 16 Truk Angkut Sampah
Pemkot Cimahi menetapkan status tanggap darurat sampah usai Idul Fitri 2025 akibat peningkatan volume sampah hingga 570 ton lebih, dan melakukan aksi bersih-bersih massal serta mencari solusi jangka panjang.
Kota Cimahi, Jawa Barat, menghadapi darurat sampah pasca Idul Fitri 1446 H. Peningkatan volume sampah hingga lebih dari 570 ton mengakibatkan Pemkot Cimahi menetapkan status tanggap darurat sampah pada tanggal 23 April 2025. Penumpukan sampah terjadi di berbagai lokasi, menimbulkan ancaman serius terhadap kebersihan dan kesehatan masyarakat. Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menjelaskan bahwa masalah ini disebabkan oleh penurunan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga dan keterbatasan kuota pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Bandung Barat.
Penumpukan sampah di berbagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) telah melampaui kapasitas, sehingga berpotensi menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan. "Sampah tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat," tegas Wali Kota Ngatiyana dalam keterangannya di Cimahi, Rabu. Kondisi ini mendorong Pemkot Cimahi untuk mengambil tindakan cepat dan menyeluruh.
Sebagai respon atas krisis sampah ini, Pemkot Cimahi langsung mengambil langkah nyata. Pemkot mengerahkan seluruh armada pengangkut sampah, dibantu oleh TNI, Polri, Satpol PP, dan tokoh masyarakat, untuk melakukan kegiatan pembersihan sampah secara massal selama satu pekan, mulai 21 hingga 27 April 2025. Salah satu contohnya adalah pengerahan 16 truk sampah khusus untuk membersihkan TPS Cibeber.
Langkah-Langkah Penanganan Darurat Sampah di Cimahi
Pemkot Cimahi tidak hanya fokus pada penanganan darurat, tetapi juga berupaya mencari solusi jangka panjang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengembangan sistem pengolahan sampah berbasis teknologi. Pembangunan unit incinerator dan mesin pemilah sampah direncanakan untuk mengolah sampah menjadi residu yang bernilai guna, seperti paving block, sekaligus mengurangi ketergantungan pada TPA Sarimukti. "Ini langkah awal menuju Cimahi bebas sampah," kata Ngatiyana optimistis.
Selain itu, Pemkot Cimahi juga melibatkan masyarakat dalam upaya mengatasi masalah sampah. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Chanifah Listyarini, mengungkapkan bahwa pihaknya akan melibatkan sekitar seribu petugas gerobak sampah untuk mensosialisasikan dan memberikan pelatihan pemilahan sampah kepada warga. Program ini menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Chanifah juga menyampaikan kebijakan tegas terkait pemilahan sampah, yaitu ‘no pilah, no angkut’. Artinya, sampah yang tidak dipilah oleh warga tidak akan diangkut oleh petugas kebersihan. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif warga dalam memilah sampah dari sumbernya.
Sosialisasi dan Edukasi Pemilahan Sampah
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat menjadi kunci keberhasilan program pengelolaan sampah di Cimahi. Dengan melibatkan petugas gerobak sampah di setiap kelurahan, diharapkan program ini dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pelatihan pemilahan sampah akan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada warga tentang jenis-jenis sampah dan cara pemilahan yang tepat.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah sampah secara langsung, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Dengan partisipasi aktif warga, diharapkan Cimahi dapat terbebas dari masalah sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih.
Pemkot Cimahi berharap dengan berbagai upaya ini, masalah sampah di Cimahi dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan. Komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan Cimahi yang bersih dan sehat.
"Kami mengajak seluruh warga untuk aktif memilah sampah rumah tangga," ajak Chanifah. Partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk keberhasilan program ini.
Solusi Jangka Panjang Pengelolaan Sampah
Pembangunan unit incinerator dan mesin pemilah sampah merupakan solusi jangka panjang yang diusung oleh Pemkot Cimahi. Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA dan menghasilkan produk daur ulang yang bernilai ekonomis. Dengan demikian, Cimahi dapat mengurangi ketergantungan pada TPA dan menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Selain itu, Pemkot Cimahi juga akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam sistem pengelolaan sampah. Hal ini penting untuk memastikan bahwa program yang diterapkan efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan Cimahi dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.