Cofiring Biomassa: UMKM di Jatim Raup Keuntungan Berlipat!
Program cofiring biomassa di PLTU Jatim berdampak positif bagi UMKM, meningkatkan pendapatan hingga tiga kali lipat.
Program cofiring biomassa untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Jawa Timur telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di berbagai wilayah. Program ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga menciptakan efek berganda yang menguntungkan para pelaku UMKM, khususnya di sekitar area operasional program cofiring biomassa.
Salah satu contoh nyata adalah peningkatan pendapatan Deasy Fajarwati, pemilik warung nasi di Situbondo. Sejak pertengahan 2023, pendapatan warungnya meningkat hingga tiga kali lipat, dari Rp1 juta per hari menjadi Rp3 juta per hari. Hal ini berkat aktivitas pekerja di stockpile bahan pencampur biomassa yang berlokasi dekat dengan warungnya. Para pekerja tersebut secara rutin membeli makanan dan minuman di warung milik Deasy, meningkatkan omzet penjualannya secara drastis.
Kenaikan pendapatan yang signifikan juga dialami oleh pelaku UMKM lainnya. Syakur, misalnya, yang sebelumnya berprofesi sebagai pedagang daging ayam dengan penghasilan pas-pasan, kini mampu membuka warung nasi di Lumajang berkat adanya program cofiring biomassa. Warung tersebut melayani para pekerja di tempat produksi cofiring biomassa, menghasilkan pendapatan rata-rata Rp300.000 hingga Rp500.000 per hari.
Dampak Positif di Berbagai Sektor
Dampak positif program cofiring biomassa tidak hanya dirasakan oleh pemilik warung makan. Samsul Huda, seorang pekerja kuli angkut serbuk gergaji di Lumajang, juga merasakan peningkatan pendapatan yang signifikan. Sebelumnya, ia berpenghasilan hanya Rp50.000 hingga Rp80.000 per hari sebagai pedagang sayur keliling. Namun, sejak bekerja sebagai kuli angkut serbuk gergaji untuk cofiring biomassa, pendapatannya meningkat menjadi Rp150.000 hingga Rp200.000 per hari.
Peningkatan pendapatan ini menunjukkan bahwa program cofiring biomassa tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memberdayakan UMKM dan menciptakan lapangan kerja baru.
PT Raja Muda Gemilang (RMG), salah satu perusahaan yang terlibat dalam penyediaan cofiring biomassa untuk PLTU Paiton, memproduksi 16.000 ton biomassa per bulan dengan puluhan pemasok di wilayah Tapal Kuda. Perusahaan ini memastikan bahwa pasokan biomassa berasal dari limbah kayu, bukan dari deforestasi, dan berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Kolaborasi dan Pengawasan yang Ketat
Direktur Utama PT RMG Situbondo, Wahyu Andrian, menjelaskan bahwa perusahaannya berkolaborasi dengan PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) dan PT PLN Nusantara Power dalam program cofiring biomassa. PT PLN EPI berperan penting dalam mengawasi kualitas dan kuantitas biomassa, serta memastikan legalitas dan keberlanjutan sumber biomassa. Hal ini menunjukkan komitmen bersama untuk menjalankan program cofiring biomassa secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Wahyu Andrian juga menekankan komitmen perusahaan untuk melakukan penanaman pohon dan menyediakan fasilitas produksi untuk mengamankan pasokan biomassa. Hal ini menunjukkan upaya perusahaan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Secara keseluruhan, program cofiring biomassa telah terbukti memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian UMKM di Jawa Timur. Program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan pengawasan dan kolaborasi yang ketat, program ini diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Keberhasilan program ini juga bergantung pada keberlanjutan pasokan biomassa dan pengawasan ketat terhadap praktik-praktik yang berpotensi merusak lingkungan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan keberhasilan jangka panjang program cofiring biomassa ini.