Damkar Rejang Lebong Optimalkan Sarana Hadapi Kebakaran, Anggaran Terbatas
Damkar Rejang Lebong, Bengkulu, mengoptimalkan armada yang ada karena keterbatasan anggaran untuk penambahan unit baru di tahun 2025, meskipun terjadi 33 kasus kebakaran di tahun 2024 dengan kerugian mencapai Rp1,85 miliar.
Damkar Rejang Lebong di Provinsi Bengkulu menghadapi tantangan dalam penanganan kebakaran di tahun 2025. Keterbatasan anggaran membuat mereka tak bisa menambah armada baru, meskipun usulan penambahan satu unit telah diajukan. Akibatnya, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) harus mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk melayani 15 kecamatan di wilayah tersebut.
Kepala Damkar Rejang Lebong, Fery Najamudin, menjelaskan bahwa keterbatasan anggaran menjadi kendala utama. Meskipun idealnya dibutuhkan penambahan armada untuk mendukung operasi pemadaman, kenyataannya pengadaan armada baru belum dapat terpenuhi. Saat ini, Damkar Rejang Lebong hanya memiliki 13 unit armada dan 110 personel.
Kondisi armada yang ada juga tidak ideal. Satu unit mengalami kerusakan akibat kecelakaan di Kecamatan Kota Padang, sementara dua unit lainnya membutuhkan perbaikan di tahun 2025. Ketiga unit ini mengurangi daya jangkau dan respon Damkar dalam menangani kebakaran.
Dari 13 unit armada yang dimiliki, sembilan unit berada di markas Damkar Rejang Lebong, di Jalan S Sukowati Curup. Empat unit lainnya tersebar di pos-pos kecamatan: Sindang Kelingi, Padang Ulak Tanding, Kota Padang, dan Bermani Ulu Raya. Jenis armada terdiri dari mobil pemadam kebakaran, mobil tangki penyuplai air, dan motor pemadam kebakaran.
Sepanjang tahun 2024, tercatat 33 kejadian kebakaran di Kabupaten Rejang Lebong, baik di pemukiman maupun kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kerugian material ditaksir mencapai Rp1,85 miliar. Kebanyakan kebakaran terjadi di rumah penduduk, dengan kerugian rata-rata lebih dari Rp100 juta per kejadian. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut.
Melihat besarnya kerugian dan potensi bahaya kebakaran, Damkar Rejang Lebong mengimbau masyarakat untuk lebih waspada. Penting untuk rutin mengecek kondisi jaringan listrik rumah, terutama yang sudah lebih dari 10 tahun. Pergantian jaringan listrik yang sudah tua sangat dianjurkan untuk mencegah kebakaran akibat korsleting. Selain itu, selalu pastikan kompor dan peralatan elektronik sudah dimatikan sebelum meninggalkan rumah.
Dengan keterbatasan anggaran dan kondisi armada yang ada, Damkar Rejang Lebong berharap masyarakat turut berperan aktif dalam mencegah kebakaran. Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir risiko kejadian kebakaran di Kabupaten Rejang Lebong.