Dinkes Biak Numfor Manfaatkan e-PPGBM untuk Cegah Stunting, Angka Stunting di Zona Hijau
Dinas Kesehatan Biak Numfor memanfaatkan aplikasi e-PPGBM dan SSGI untuk memantau status gizi anak dan mencegah stunting, dengan angka stunting di Biak Numfor berada di zona hijau.
Biak, 6 April 2024 - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Biak Numfor, Papua, mengambil langkah inovatif dalam upaya pencegahan stunting. Mereka memanfaatkan aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) untuk memantau status gizi anak secara lebih efektif dan efisien. Langkah ini dinilai mampu mempercepat identifikasi kasus stunting dan memastikan penanganan yang tepat waktu.
Kepala Dinkes Biak Numfor, Daud Nataniel Duwiri, menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari pemeriksaan langsung di posyandu dan puskesmas, kemudian diinput ke dalam sistem e-PPGBM. Sistem ini memberikan informasi yang cepat, akurat, dan terintegrasi mengenai status gizi anak, baik balita maupun ibu hamil. Informasi ini sangat krusial untuk intervensi dini guna mencegah stunting.
Dengan e-PPGBM, Dinkes Biak Numfor berharap dapat memperoleh data status gizi anak secara real-time. Hal ini memungkinkan perencanaan dan perumusan kebijakan gizi yang lebih terarah dan efektif. Sistem ini juga memantau berbagai faktor penting seperti pemberian ASI eksklusif, pemberian vitamin A, dan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil.
Aplikasi e-PPGBM dan SSGI: Strategi Pencegahan Stunting di Biak Numfor
Dinkes Biak Numfor tidak hanya mengandalkan e-PPGBM. Mereka juga memanfaatkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) untuk melengkapi informasi dan memastikan akurasi data. SSGI dilakukan dengan mengambil sampel di beberapa kampung di Kabupaten Biak Numfor untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang status gizi balita di wilayah tersebut. "Dengan menggabungkan data dari e-PPGBM dan SSGI, kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang status gizi anak di Biak Numfor," ujar Kepala Dinkes Biak Numfor.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Biak Numfor, Johanna Nap, menambahkan bahwa penggunaan e-PPGBM dan SSGI secara bersamaan merupakan strategi nasional dalam percepatan pencegahan stunting. Kedua sistem ini saling melengkapi dan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi gizi anak di daerah tersebut.
"Penggunaan teknologi informasi seperti e-PPGBM sangat membantu dalam memantau dan mengevaluasi program pencegahan stunting. Data yang akurat dan real-time memungkinkan kita untuk mengambil tindakan yang tepat dan cepat," tambah Johanna Nap.
Keberhasilan Penanganan Stunting di Biak Numfor
Berkat upaya-upaya tersebut, hingga semester dua tahun 2024, kasus stunting di Biak Numfor masih berada di bawah standar nasional, yaitu 7,1 persen. Angka ini menempatkan Kabupaten Biak Numfor dalam kategori zona hijau, menunjukkan keberhasilan program pencegahan stunting yang telah dijalankan. Namun, Dinkes Biak Numfor tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya pencegahan stunting agar angka tersebut dapat terus ditekan.
"Meskipun angka stunting kita berada di zona hijau, kita tidak boleh lengah. Kita akan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, serta memastikan akses masyarakat terhadap informasi dan edukasi gizi yang memadai," tegas Daud Nataniel Duwiri.
Selain pemanfaatan teknologi, Dinkes Biak Numfor juga gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang bagi ibu hamil dan anak. Mereka juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kader posyandu dan tokoh masyarakat, untuk memastikan program pencegahan stunting berjalan efektif.
Keberhasilan Biak Numfor dalam menekan angka stunting dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi dan strategi yang tepat, serta komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, pencegahan stunting dapat dicapai.