Dinkes Tangerang Dirikan 12 Posko Kesehatan untuk Korban Banjir
Dinas Kesehatan Kota Tangerang mendirikan 12 posko kesehatan untuk melayani warga terdampak banjir dan memastikan kesehatan mereka, termasuk layanan kesehatan keliling.
Banjir yang melanda Kota Tangerang, Banten, telah menyebabkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mendirikan 12 posko kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan kepada warga terdampak. Layanan ini mencakup warga yang mengungsi di posko pengungsian maupun mereka yang tetap berada di rumah. Petugas kesehatan bergerak cepat melakukan asesmen dan skrining kesehatan, terutama bagi lansia dan warga dengan penyakit penyerta. Upaya ini dilakukan sejak hari pertama banjir melanda.
Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, menjelaskan bahwa posko kesehatan didirikan di berbagai lokasi, baik yang bersifat statis di tempat-tempat umum seperti masjid dan kantor kelurahan, maupun posko kesehatan keliling yang menjangkau warga di pelosok pemukiman. "Ada yang sifatnya statis di satu lokasi ada juga yang sifatnya poskes keliling untuk menjangkau masyarakat atau warga terdampak hingga pelosok pemukiman yang sekiranya tidak melakukan mengungsi di posko pengungsian," kata dr. Dini Anggraeni.
Penanganan kesehatan pascabanjir ini melibatkan berbagai fasilitas kesehatan. Puskesmas Pedurenan mendirikan posko di Masjid Al Irsyad, Masjid Nurul Hikmah, dan Masjid Darussalam, serta posko keliling. Puskesmas Petir berada di Lokasi Jagal Sapi Kampung Cantiga dan juga memiliki posko keliling. Puskesmas Tajur mendirikan posko di Masjid Nurul Qobidh, Masjid Al Ittihad, dan Kantor Kelurahan Tajur. Terakhir, Puskesmas Sudimara Pinang berada di Mushalla Al Barokah dan juga memiliki posko keliling.
Posko Kesehatan dan Layanan yang Diberikan
Dua belas posko kesehatan tersebut tersebar di berbagai wilayah terdampak banjir Kota Tangerang. Layanan kesehatan yang diberikan meliputi skrining kesehatan, terutama bagi lansia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta. Keluhan kesehatan yang paling banyak ditemukan adalah demam, pusing kepala, dan penyakit kulit seperti gatal-gatal. "Dalam kondisi ini, yang paling banyak dikeluhkan warga adalah demam, kepala pusing dan gatal-gatal atau penyakit kulit lainnya. Seluruh petugas di lapangan dipastikan telah melakukan skrining kesehatan ke seluruh pengungsi," jelas dr. Dini Anggraeni.
Dinkes Kota Tangerang juga memberikan perhatian khusus pada sanitasi pascabencana untuk mencegah penyebaran penyakit. Petugas kesehatan tidak hanya memberikan layanan di posko kesehatan, tetapi juga melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga untuk memastikan akses kesehatan yang merata. Hal ini menunjukkan komitmen Dinkes untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi seluruh warga terdampak banjir.
Selain layanan kesehatan langsung, Dinkes juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan ketersediaan logistik dan kebutuhan lainnya bagi para pengungsi. Kerja sama antar instansi pemerintah ini sangat penting untuk memastikan penanganan banjir yang terintegrasi dan efektif.
Kerja Sama Antar Instansi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang telah mendirikan 10 posko pengungsian yang menampung ratusan kepala keluarga. Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Ubaidillah Anshar, menyatakan bahwa seluruh pengungsi dalam kondisi aman dan kesehatan mereka terus dipantau oleh Dinkes. "Seluruh pengungsi hingga saat ini terpantau aman, secara kesehatan terus dipantau Dinkes melalui puskesmas, kemudian, untuk bantuan logistik dan permakanan juga terus disuplai oleh Dinas Sosial," ujar Ubaidillah Anshar.
Tidak hanya Dinkes dan BPBD, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Tangerang juga turut serta membantu warga terdampak banjir. Bantuan berupa makanan dan logistik didistribusikan melalui Dinas Sosial ke seluruh posko pengungsian. Kolaborasi ini menunjukkan sinergi yang kuat antar instansi pemerintah dalam menangani bencana dan memberikan bantuan kepada masyarakat.
Dengan adanya posko kesehatan dan bantuan dari berbagai pihak, diharapkan warga terdampak banjir di Kota Tangerang dapat segera pulih dan kembali ke kehidupan normal. Upaya pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan menjadi prioritas utama dalam penanganan pascabanjir ini.
Kesimpulan: Penanganan kesehatan pascabanjir di Kota Tangerang menunjukkan koordinasi yang baik antar instansi pemerintah. Dengan 12 posko kesehatan dan layanan keliling, Dinkes Kota Tangerang memastikan akses kesehatan bagi semua warga terdampak, baik di pengungsian maupun di rumah.