Diplomasi Laut Hasjim Djalal Dilanjutkan Kemlu RI
Kementerian Luar Negeri RI berkomitmen melanjutkan misi diplomasi almarhum Hasjim Djalal, termasuk Lokakarya Laut China Selatan dan eksplorasi laut dalam, demi kepentingan nasional.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Arif Havas Oegroseno, menyatakan komitmen pemerintah untuk melanjutkan perjuangan diplomasi mendiang Hasjim Djalal, diplomat dan pakar hukum laut internasional yang wafat Januari lalu. Pernyataan ini disampaikan usai memberikan sambutan dalam peringatan kontribusi dan pemikiran Hasjim Djalal di Kementerian Luar Negeri Jakarta, Selasa (25/2).
Berbagai program diplomasi Hasjim Djalal akan diteruskan. Hal ini mencakup upaya penyelesaian sengketa di Laut China Selatan, eksplorasi potensi sumber daya laut dalam, dan pembinaan generasi muda di bidang hukum laut. Komitmen ini menunjukkan penghormatan dan pengakuan atas jasa-jasa almarhum dalam memajukan diplomasi maritim Indonesia.
Kemlu RI menegaskan komitmennya untuk meneruskan warisan Hasjim Djalal dalam berbagai aspek, termasuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional terkait isu-isu maritim. Hal ini sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Meneruskan Lokakarya Laut China Selatan dan Studi Laut Dalam
Salah satu program utama yang akan diteruskan adalah Lokakarya Laut China Selatan. Lokakarya yang telah berlangsung selama lebih dari 30 tahun ini menjadi dasar bagi proses diplomasi dalam menyelesaikan sengketa di kawasan tersebut. Wamenlu menekankan pentingnya meneruskan workshop ini sebagai upaya untuk mencegah potensi konflik.
Selain itu, sejumlah studi yang dirintis Hasjim Djalal, terutama studi terkait laut dalam, akan dilanjutkan. Studi ini dinilai penting untuk memahami potensi sumber daya alam di laut dalam dan mengembangkan strategi pengelolaannya. Hal ini juga mencakup perumusan kode etik (code of conduct) terkait kegiatan militer di zona ekonomi eksklusif (ZEE).
Indonesia juga akan berupaya memanfaatkan potensi sumber daya dari dasar laut dengan tetap mematuhi aturan Otoritas Dasar Laut Internasional (ISA), sebuah organisasi yang berbasis di Jamaika dan didirikan berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) 1982. Hasjim Djalal sendiri pernah menjabat sebagai pemimpin pertama ISA.
Eksplorasi Laut Dalam dan Pembinaan Generasi Muda
Indonesia saat ini tengah berupaya untuk mendapatkan izin eksplorasi laut dalam, khususnya di Samudera Pasifik. Jika izin tersebut didapatkan, Indonesia akan memiliki hak untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi mineral di dasar laut. Hal ini menunjukkan langkah konkret dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam laut dalam secara bertanggung jawab.
Tidak hanya itu, Kemlu RI juga berkomitmen untuk melanjutkan pembinaan dan pendidikan hukum laut bagi generasi muda. Tujuannya adalah untuk memastikan generasi penerus memahami prinsip-prinsip dasar hukum laut dan konsep negara kepulauan sebagaimana tertuang dalam UNCLOS 1982. Hal ini penting untuk menjaga kedaulatan dan kepentingan maritim Indonesia di masa depan.
Dengan meneruskan berbagai program dan studi yang dirintis Hasjim Djalal, Kemlu RI berharap dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional dan memastikan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Komitmen ini mencerminkan dedikasi pemerintah dalam melanjutkan perjuangan diplomasi maritim untuk kepentingan nasional.
Semua upaya ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Kemlu RI dan kementerian lain untuk meneruskan warisan dan perjuangan almarhum Hasjim Djalal. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran diplomasi maritim bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.