Dirjen Dikti Sosialisasikan Program Kampus Berdampak di Aceh: Dorong Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan
Direktur Jenderal Dikti, Prof. Khairul Munadi, sosialisasikan program Kampus Berdampak di Forum Rektor Aceh untuk mendorong perguruan tinggi berkontribusi nyata pada pembangunan daerah.
Banda Aceh, 9 Mei 2024 - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dirjen Dikti), Prof. Khairul Munadi, baru-baru ini mensosialisasikan program Kampus Berdampak dalam Forum Rektor Aceh (FRA) di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh. Sosialisasi ini bertujuan untuk mendorong peran aktif perguruan tinggi di Aceh dalam pembangunan daerah melalui kontribusi nyata dan kolaborasi yang intensif.
Program Kampus Berdampak dirancang sebagai strategi untuk mendorong perguruan tinggi melampaui peran tradisional sebagai pusat ilmu pengetahuan. Khairul Munadi menekankan bahwa kampus tidak hanya menghasilkan luaran akademik semata, tetapi juga harus menjadi agen perubahan sosial yang memberikan dampak konkret bagi masyarakat. Hal ini dicapai melalui kolaborasi aktif dengan berbagai mitra eksternal, baik pemerintah daerah maupun dunia usaha.
Inisiatif ini mendapat sambutan positif dari para rektor di Aceh. Ketua FRA, Prof. Herman Fithra, menyatakan dukungan penuh terhadap program ini dan menekankan pentingnya integrasi prinsip-prinsip Kampus Berdampak ke dalam program kerja masing-masing kampus. Ia juga berharap program ini akan memberdayakan mahasiswa untuk lebih aktif terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat Aceh.
Dukungan Rektor dan Tantangan Implementasi
Rektor USK, Prof. Marwan, menambahkan bahwa keselarasan antara program kampus dengan kebutuhan riil masyarakat sangat krusial. Perguruan tinggi di Aceh memiliki sumber daya manusia, ide, dan mahasiswa yang berpotensi menjadi aktor perubahan. Namun, keberhasilan program ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.
Prof. Marwan juga menyoroti pentingnya perencanaan program pengabdian masyarakat yang berbasis data dan hasil riset yang valid. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan dunia usaha menjadi kunci keberhasilan implementasi program Kampus Berdampak di Aceh. Ia juga mengingatkan beberapa tantangan yang perlu diantisipasi, seperti perubahan kepemimpinan daerah, otonomi daerah, dan kondisi sosial-ekonomi mahasiswa.
Lebih lanjut, Prof. Marwan menekankan pentingnya perhatian dan dukungan pemerintah daerah untuk keberlanjutan pendidikan di Aceh, terutama dalam membantu mahasiswa yang kurang mampu. Dukungan ini sangat penting untuk memastikan agar program Kampus Berdampak dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Melalui program ini, diharapkan akan muncul lebih banyak inovasi sosial dan teknologi dari perguruan tinggi di Aceh. Inovasi tersebut diharapkan dapat berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) seperti Aceh.
Peserta Forum Rektor Aceh
Forum Rektor Aceh (FRA) dihadiri oleh para rektor dari berbagai perguruan tinggi di Aceh, antara lain:
- Universitas Teuku Umar
- Universitas Samudra
- Institut Seni Indonesia (ISI) Aceh
- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
- IAIN Langsa
- IAIN Takengon
- Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tengku Dirundeng Meulaboh
Dengan adanya sosialisasi program Kampus Berdampak ini, diharapkan perguruan tinggi di Aceh dapat semakin berperan aktif dalam pembangunan daerah dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Aceh.