Dishub Cianjur Batasi Penambahan Angkot Cipanas Antisipasi Kemacetan Puncak
Dinas Perhubungan Cianjur membatasi penambahan angkutan kota di Cipanas untuk mengurangi kemacetan di jalur Puncak-Cipanas dan mengarahkan angkot ke jalur alternatif.
Kemacetan di jalur Puncak-Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, mendorong Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cianjur untuk mengambil langkah tegas. Dishub membatasi penambahan jumlah angkutan kota (angkot) di kawasan Cipanas. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan mengurai kemacetan yang kerap terjadi, terutama di sekitar Pasar Cipanas.
Keputusan ini diambil setelah Dishub Kabupaten Cianjur mencatat jumlah angkot di Cipanas mencapai 761 unit, dengan 561 unit beroperasi di wilayah Cipanas dan sisanya melayani rute Cianjur. Kepala Dishub Kabupaten Cianjur, Tedi Artiwan, menjelaskan bahwa banyaknya angkot yang berhenti dan parkir di jalur utama untuk mencari penumpang menjadi penyebab utama kemacetan. "Kami akan membatasi penambahan karena jumlah angkot Cipanas totalnya sekitar 761 unit dinilai sangat banyak," katanya.
Rekayasa lalu lintas pun diterapkan dengan menurunkan puluhan petugas untuk memastikan angkot tidak berhenti sembarangan di jalur utama. Upaya ini merupakan solusi jangka pendek untuk mengatasi masalah kemacetan yang kerap terjadi. Pemkab Cianjur juga tengah berupaya mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini secara permanen.
Solusi Jangka Panjang: Pembangunan Terminal Angkot Cipanas
Sebagai solusi jangka panjang, Pemkab Cianjur berencana membangun terminal angkot di Cipanas. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dishub Kabupaten Cianjur, Tedi Artiwan, yang menyatakan bahwa rencana ini telah mendapat persetujuan dari Bupati Cianjur. Pembangunan terminal diharapkan dapat mengatasi kemacetan yang disebabkan oleh angkot yang berhenti dan parkir di jalur utama Cipanas-Puncak.
Proses pencarian lahan untuk terminal angkot tersebut sedang dilakukan. DPRD Cianjur juga dilibatkan dalam proses ini untuk memastikan lahan yang dipilih sesuai dan memadai. "Kami berharap lahannya segera didapat sehingga tidak ada lagi macet di depan Pasar Cipanas," ujar Tedi Artiwan. Sementara itu, sebagai solusi sementara, angkot dialihkan ke jalur Sukasari.
Pembangunan terminal ini juga mendapat dukungan dari Bupati Cianjur, Mohamad Wahyu Ferdian. Beliau menegaskan komitmennya untuk segera membangun terminal tersebut setelah lokasi yang sesuai ditemukan. Sebelumnya, upaya menyewa tanah desa untuk terminal sempat dihentikan karena lokasinya berdekatan dengan terminal bongkar muat barang.
Insentif Lebaran dan Pengaruhnya terhadap Kemacetan
Sebagai informasi tambahan, ratusan pengemudi angkot Cipanas mendapatkan insentif dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, selama tujuh hari libur Lebaran. Langkah ini terbukti efektif mengurangi kemacetan di jalur Puncak-Cianjur selama musim mudik dan balik. Keberhasilan ini semakin memperkuat alasan perlunya pembangunan terminal angkot Cipanas sebagai solusi permanen.
Keberhasilan program insentif Lebaran menunjukkan bahwa pengaturan operasional angkot dapat berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemacetan. Oleh karena itu, pembangunan terminal angkot diharapkan dapat memberikan dampak positif yang lebih berkelanjutan dalam mengatasi masalah kemacetan di jalur Puncak-Cipanas.
Dengan adanya rencana pembangunan terminal dan pembatasan penambahan angkot, diharapkan kemacetan di jalur Puncak-Cipanas dapat teratasi secara signifikan. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Pemkab Cianjur dalam menciptakan sistem transportasi yang lebih tertib dan efisien.
Pembangunan terminal angkot ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi kemacetan di jalur Puncak-Cipanas, khususnya di sekitar Pasar Cipanas. Dengan adanya terminal, angkot tidak perlu lagi berhenti dan parkir di jalur utama, sehingga diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas dan meningkatkan kenyamanan pengguna jalan.