Dishub Sulsel Siap Hadapi Arus Balik Lebaran: 230 Personel Jaga 19 Titik Rawan Macet
Dishub Sulsel kerahkan 230 personel di 19 titik rawan macet untuk mengantisipasi lonjakan arus balik Lebaran 2025 di Sulawesi Selatan, yang diperkirakan mencapai 5,1 juta orang.
Dinas Perhubungan (Dishub) Sulawesi Selatan (Sulsel) bersiap menghadapi lonjakan arus balik Lebaran 1446 Hijriah. Antisipasi kemacetan dilakukan dengan mengerahkan 230 personel di 19 titik rawan macet di seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Pergerakan masyarakat di Sulsel diperkirakan cukup padat, dengan 5,1 juta orang yang masuk ke Sulsel selama periode mudik Lebaran 2025, sementara 4,6 juta orang meninggalkan daerah tersebut.
Kepala Dishub Sulsel, Andi Erwin Terwo, mengungkapkan bahwa prediksi jumlah pemudik yang kembali ke Sulsel cukup signifikan. Hal ini mendorong Dishub Sulsel untuk melakukan persiapan matang guna memastikan kelancaran arus balik. "Sebagai gambaran selama periode mudik Lebaran 2025, ada sebanyak 5,1 juta orang yang masuk ke Sulsel," kata Andi Erwin Terwo di Makassar, Minggu.
Moda transportasi yang digunakan pemudik didominasi kendaraan pribadi (24 persen), diikuti bus (16 persen), kereta api (14 persen), sepeda motor (8,7 persen), dan moda transportasi lainnya (21,18 persen). Distribusi moda transportasi ini menunjukkan kebutuhan pengaturan lalu lintas yang komprehensif untuk mengantisipasi potensi kemacetan.
Titik Rawan Macet dan Strategi Pengurai Kemacetan
Beberapa titik rawan macet telah dipetakan, terutama di jalur Makassar-Maros-Bone. "Makassar-Maros-Bone diperkirakan terjadi kemacetan di pukul 15.00 – 21.00 Wita, termasuk bagian selatan, di mana terdapat jalur wisata," ujar Andi Erwin Terwo. Personel Dishub Sulsel akan ditempatkan di titik-titik tersebut untuk mengurai kemacetan dan membantu kelancaran arus lalu lintas.
Selain jalur Makassar-Maros-Bone, Dishub Sulsel juga akan menempatkan personel di sejumlah titik perbatasan Makassar. Salah satu titik yang menjadi fokus perhatian adalah simpang lima Maros-Makassar. Keberadaan personel di titik-titik strategis ini diharapkan dapat meminimalisir potensi kemacetan yang lebih parah.
Koordinasi dengan pihak kepolisian juga menjadi bagian penting dari strategi Dishub Sulsel. "Kita juga tetap berkoordinasi dengan pihak kepolisian pada pelaksanaan Operasi Ketupat untuk mengantisipasi berbagai hal atau risiko perjalanan bagi para pemudik," tambah Andi Erwin Terwo. Kerjasama ini diharapkan dapat menciptakan sinergi dalam pengelolaan lalu lintas dan memberikan rasa aman bagi para pemudik.
Antisipasi Lonjakan Kendaraan Pribadi
Dominasi kendaraan pribadi dalam arus balik Lebaran 2025 menjadi perhatian khusus bagi Dishub Sulsel. Proporsi kendaraan pribadi yang mencapai 24 persen dari total moda transportasi yang digunakan menunjukkan potensi peningkatan kepadatan lalu lintas yang signifikan. Untuk mengantisipasi hal ini, Dishub Sulsel akan mengoptimalkan penempatan personel dan strategi pengaturan lalu lintas di titik-titik rawan macet.
Selain penambahan personel, Dishub Sulsel juga akan memanfaatkan teknologi dan informasi untuk memantau kondisi lalu lintas secara real-time. Informasi terkini mengenai kondisi jalan dan potensi kemacetan akan disebarluaskan kepada masyarakat melalui berbagai media, sehingga masyarakat dapat merencanakan perjalanan dengan lebih baik.
Dengan persiapan yang matang dan koordinasi yang baik dengan pihak terkait, Dishub Sulsel optimis dapat mengatasi potensi kemacetan selama arus balik Lebaran 2025. Upaya ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pemudik yang kembali ke Sulawesi Selatan.
Dishub Sulsel berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya selama periode arus mudik dan balik Lebaran. Dengan langkah-langkah antisipatif yang telah disiapkan, diharapkan arus balik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan berarti.