DPRD DKI Jakarta Desak Pengerukan Kali Berkelanjutan untuk Cegah Banjir
Ketua DPRD DKI Jakarta mendesak Pemprov DKI untuk terus melakukan pengerukan sungai guna mengatasi banjir di Jakarta dan mencontoh sistem pengelolaan banjir Kuala Lumpur.
Banjir yang kerap melanda Jakarta kembali menjadi sorotan setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta, Khoirudin, mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk terus melakukan pengerukan sungai secara menyeluruh. Pernyataan ini disampaikan Khoirudin pada Rabu, 05/03, di Jakarta Selatan, menanggapi masalah banjir yang masih menjadi momok bagi warga Jakarta. Beliau menekankan pentingnya upaya ini untuk mengatasi pendangkalan sungai yang mengurangi kapasitas tampungan air dan memperparah dampak banjir.
Khoirudin menjelaskan bahwa pendangkalan sungai akibat lumpur dan endapan sedimentasi menyebabkan berkurangnya debit air yang mampu ditampung. Oleh karena itu, pengerukan sungai secara berkala menjadi solusi yang krusial. Ia juga menambahkan bahwa upaya ini bukan hanya untuk mengatasi banjir saat ini, tetapi juga sebagai langkah antisipatif untuk menghadapi musim hujan tahun depan.
Lebih lanjut, Khoirudin menyampaikan harapannya agar Jakarta dapat memiliki sistem pengendalian banjir yang lebih modern, seperti yang diterapkan di beberapa kota besar dunia, misalnya Kuala Lumpur. Ia mencontohkan sistem terowongan di Kuala Lumpur yang memompa air ke bawah tanah dan membuangnya ke laut sebagai solusi inovatif untuk mengatasi masalah banjir. Hal ini menunjukkan bahwa DPRD DKI Jakarta mendorong Pemprov DKI untuk berpikir lebih maju dan berinovasi dalam menangani masalah banjir yang kompleks ini.
Solusi Jangka Panjang dan Anggaran yang Memadai
Menurut Khoirudin, pengerukan sungai harus menjadi agenda rutin Pemprov DKI Jakarta. Bukan hanya dilakukan sebagai respon terhadap bencana banjir yang sudah terjadi, tetapi juga sebagai tindakan preventif untuk mencegah banjir di masa mendatang. Hal ini menunjukkan komitmen jangka panjang yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah banjir yang berulang di Jakarta. Beliau juga menyampaikan duka cita atas dampak banjir yang telah dialami warga Jakarta dan menyatakan bahwa DPRD DKI turut melakukan peninjauan langsung untuk memahami kondisi di lapangan.
Kerja sama antara eksekutif dan legislatif dinilai penting untuk mengatasi masalah banjir ini. Khoirudin berharap, dengan sinergi yang baik, Jakarta dapat terbebas dari bencana banjir. Komitmen ini juga tercermin dari alokasi anggaran yang cukup besar untuk penanganan banjir. DPRD DKI Jakarta menekankan bahwa penanganan banjir dan kemacetan akan menjadi prioritas utama dalam anggaran mendatang.
Data dari ANTARA menyebutkan bahwa DKI Jakarta telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp5,6 triliun untuk penanganan banjir pada tahun 2025. Anggaran yang signifikan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi permasalahan banjir di ibu kota. Besarnya anggaran ini diharapkan dapat mendukung berbagai program, termasuk pengerukan sungai secara berkala dan terstruktur.
Sistem Pengendalian Banjir ala Kuala Lumpur
Khoirudin juga menyoroti pentingnya belajar dari pengalaman kota-kota lain dalam mengelola banjir. Ia mencontohkan Kuala Lumpur, yang memiliki sistem terowongan untuk memompa air dan membuangnya ke laut. Sistem ini dinilai efektif dalam mengurangi dampak banjir dan dapat menjadi inspirasi bagi Jakarta untuk mengembangkan sistem serupa. Penerapan teknologi modern dan sistem pengelolaan air yang terintegrasi sangat penting untuk mengatasi masalah banjir yang kompleks ini.
Meskipun anggaran yang besar telah dialokasikan, keberhasilan program pengendalian banjir tetap bergantung pada implementasi yang efektif dan terencana. Pemantauan berkala, evaluasi, dan adaptasi strategi sangat penting untuk memastikan efektivitas program dan meminimalisir dampak banjir di masa mendatang. Perlu transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran untuk memastikan dana tersebut digunakan secara efisien dan tepat sasaran.
Dengan adanya komitmen dari DPRD DKI dan alokasi anggaran yang besar, diharapkan masalah banjir di Jakarta dapat teratasi secara bertahap. Namun, dibutuhkan kerja sama semua pihak, termasuk partisipasi warga dalam menjaga kebersihan lingkungan dan saluran air, untuk mendukung keberhasilan program ini.
Ke depannya, Jakarta perlu memiliki strategi komprehensif yang menggabungkan berbagai pendekatan, termasuk pengerukan sungai secara berkala, pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, dan peningkatan kesadaran masyarakat. Dengan langkah-langkah yang terintegrasi dan komprehensif, diharapkan Jakarta dapat terbebas dari ancaman banjir dan menjadi kota yang lebih aman dan nyaman bagi warganya.