DPRD Lombok Timur Desak Perbanyak Sosialisasi Anti-Narkoba
Anggota DPRD Lombok Timur mendesak BNN dan APH meningkatkan sosialisasi bahaya narkoba di Lombok Timur karena meningkatnya kasus narkoba, terutama di kalangan anak-anak.
Anggota DPRD Lombok Timur meminta Badan Narkotika Nasional (BNN) dan aparat penegak hukum (APH) meningkatkan sosialisasi bahaya narkoba. Permintaan ini muncul setelah maraknya kasus penyalahgunaan narkoba di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), bahkan hingga ke tingkat dusun. Keterlibatan anak di bawah umur menjadi perhatian serius.
"Kasus narkoba di Lombok Timur sudah meresahkan," ungkap Anggota DPRD Lombok Timur, Muallani, pada Kamis lalu di Lombok Timur. "Peredaran narkoba sudah merambah ke dusun, bahkan anak-anak di bawah umur terlibat."
Menurut Muallani, minimnya sosialisasi menjadi faktor penyebab meningkatnya kasus. Banyak pelaku yang tertangkap merupakan residivis, menunjukkan kurang efektifnya upaya pencegahan yang ada. "Langkah pencegahan yang perlu dilakukan adalah memperbanyak sosialisasi kepada masyarakat," tegasnya. Sosialisasi ini penting dilakukan oleh pihak keamanan dan BNN.
Muallani menekankan perlunya strategi jitu dalam pencegahan. "Yang mengkhawatirkan bukan hanya pengedar, tetapi juga pengguna yang semakin banyak, termasuk anak-anak di bawah umur," katanya. Ia menambahkan bahwa pengawasan orang tua dan peran serta masyarakat juga masih kurang.
Faktor pergaulan, termasuk penggunaan handphone, juga turut berperan dalam kasus ini. "Banyak anak-anak terjerat narkoba karena pergaulan," jelas Muallani. Oleh karena itu, diperlukan upaya komprehensif yang melibatkan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini.
Intinya, peningkatan sosialisasi anti-narkoba menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan. Selain itu, dibutuhkan kerjasama yang solid antara BNN, APH, orang tua, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dari bahaya narkoba.