Ekspor Garmen dan Sepatu: Potensi Serap 200 Ribu Tenaga Kerja Baru!
Penguatan ekspor garmen dan sepatu ke AS berpotensi menyerap 200 ribu tenaga kerja baru dan mendongkrak nilai perdagangan bilateral Indonesia-AS hingga dua kali lipat.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi peningkatan ekspor produk garmen dan sepatu ke Amerika Serikat (AS) akan menciptakan lapangan kerja baru yang signifikan. Ketua Umum Kadin, Anindya Novyan Bakrie, mengumumkan potensi penyerapan tenaga kerja hingga 200 ribu orang. Hal ini disampaikan dalam keterangan resmi Kadin di Jakarta pada Selasa lalu, setelah kunjungan ke beberapa perusahaan besar di AS.
Kunjungan Kadin ke AS bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral. Anindya mengungkapkan optimisme peningkatan nilai perdagangan Indonesia-AS hingga dua kali lipat, dari 40 miliar dolar AS menjadi 80 miliar dolar AS. Peningkatan ini diproyeksikan didorong oleh peningkatan ekspor garmen dan sepatu Indonesia. Menurutnya, "Kami melihat trade antara Amerika Serikat dan Indonesia bisa naik dua kali lipat, dari sekitar 40 miliar dolar AS, menjadi 80 miliar dolar AS, dan yang paling penting karena kita akan mengekspor garmen dan sepatu, ini bisa membawa sampai 200 ribu tenaga kerja baru."
Selain peningkatan nilai perdagangan, Kadin juga menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja dan membantu pelaku usaha, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Inilah yang menjadi fokus utama dari upaya peningkatan ekspor garmen dan sepatu ini. Hal ini sejalan dengan komitmen Kadin dalam mendukung pemerintah dalam program deregulasi, perdagangan, investasi, dan penciptaan lapangan kerja.
Kunjungan Kadin ke Perusahaan Sepatu Global
Dalam kunjungannya ke kantor pusat Nike di AS, Anindya mendapatkan informasi bahwa Nike saat ini mengekspor sekitar 200 juta pasang sepatu per tahun dari Indonesia. Nike juga menyatakan kepuasannya terhadap iklim usaha di Indonesia. Menanggapi hal ini, Anin mengatakan, "Kami dari Kadin ingin tahu lebih lanjut bagaimana bisa menambahkan jumlahnya dari Indonesia."
Tidak hanya Nike, Kadin juga melakukan dialog dengan perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti The North Face, Timberland, dan Vans. Tujuannya adalah untuk menjalin kerja sama dan mencari strategi untuk memperlancar ekspor produk Indonesia ke AS. Salah satu strategi yang dibahas adalah memanfaatkan jalur komunikasi perusahaan-perusahaan tersebut dengan pemerintah dan parlemen AS untuk melobi agar produk Indonesia tidak dikenakan tarif tinggi.
Anindya menjelaskan, "Mereka memiliki jalur komunikasi langsung ke pemerintah dan parlemen AS, yang bisa dimanfaatkan untuk memperjuangkan agar barang dari Indonesia tidak terkena tarif tinggi. Inilah salah satu misi dari kunjungan kami."
Kerja Sama dengan Pihak AS
Kadin Indonesia juga telah melakukan pertemuan dengan berbagai pihak di AS, termasuk Chief Negotiator for Southeast Asia dari United States Trade Representative (USTR) Sarah Ellerman. Pertemuan ini menghasilkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Dairy National Council, Export Council, serta US Chamber of Commerce dan US ASEAN Business Council. Langkah ini bertujuan untuk memperluas jejaring kemitraan dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global.
Selain itu, Kadin juga bertemu dengan Foreign Agricultural Services di bawah Departemen Pertanian AS (USDA). Dalam pertemuan ini, Kadin menyampaikan ketertarikan Indonesia untuk memperkuat kerja sama di sektor pertanian, khususnya komoditas seperti kedelai, kapas, dan produk susu.
Kadin berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam berbagai upaya untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Keterlibatan aktif Kadin dalam negosiasi perdagangan internasional dan kerja sama dengan berbagai pihak di AS menunjukkan komitmen tersebut. Dengan potensi peningkatan ekspor garmen dan sepatu, diharapkan akan tercipta lapangan kerja baru yang signifikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Langkah-langkah yang dilakukan Kadin, baik melalui dialog dengan perusahaan-perusahaan besar maupun kerja sama dengan berbagai lembaga di AS, menunjukkan upaya proaktif untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kesejahteraan rakyat.
Kesimpulan
Peningkatan ekspor garmen dan sepatu ke AS memiliki potensi besar untuk menyerap tenaga kerja dan meningkatkan nilai perdagangan bilateral. Kunjungan Kadin ke AS dan berbagai kerja sama yang terjalin menunjukkan komitmen untuk mencapai tujuan tersebut.