Festival Lembah Baliem 2025: Rp5 Miliar Dianggarkan, Siap Tampilkan Budaya Unik!
Pemkab Jayawijaya alokasikan Rp5 miliar untuk Festival Lembah Baliem 2025, dengan rencana menampilkan budaya unik dari Papua Nugini dan Suku Biak untuk menarik wisatawan.
Festival Lembah Baliem (FLB) 2025 di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, dipastikan akan kembali digelar dengan anggaran Rp5 miliar. Pemerintah Kabupaten Jayawijaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah mengalokasikan dana tersebut untuk penyelenggaraan festival yang telah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata RI ini. Festival yang akan berlangsung pada 7-10 Agustus 2025 ini diharapkan mampu menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya, Naftali F Rumbiak, mengungkapkan bahwa anggaran tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. "Nilai anggaran yang dianggarkan pada 2024 untuk FLB kurang lebih Rp5,5 miliar, sedangkan tahun ini agak turun yakni Rp5 miliar," katanya di Wamena, Selasa lalu. Penurunan anggaran ini tidak mengurangi komitmen Pemkab Jayawijaya untuk tetap menyuguhkan festival yang menarik dan berkualitas.
Tantangan terbesar bagi penyelenggara FLB adalah mempertahankan daya tarik festival yang telah berlangsung selama 33 tahun ini. Untuk tetap relevan dan menarik minat wisatawan, FLB harus terus berinovasi dan menghadirkan sesuatu yang baru setiap tahunnya. Hal ini penting mengingat FLB telah menjadi bagian dari agenda pariwisata nasional dan bersaing dengan berbagai event lainnya.
Inovasi Budaya untuk Menarik Wisatawan
Untuk menjaga daya tarik FLB, pihak penyelenggara berencana menghadirkan berbagai atraksi budaya yang unik dan menarik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengundang Suku Biak untuk menampilkan budaya Apen Bayeren, atau berjalan di atas bara api, pada FLB 2024. "Kami harus dapat menghadirkan hal-hal baru dalam setiap pertunjukan sehingga menambah daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing berkunjung ke sini," ujar Naftali. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang berbeda dan berkesan bagi para pengunjung.
Tidak hanya itu, pihak penyelenggara juga tengah berupaya mengundang komunitas masyarakat adat dari negara tetangga, Papua Nugini, untuk berpartisipasi dalam FLB 2025. "Prosesnya sementara telah berjalan dengan berkomunikasi dengan pihak Konsulat Papua Nugini untuk Indonesia, kalau sudah beres barulah menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan," jelas Naftali. Partisipasi komunitas adat dari Papua Nugini ini diharapkan dapat memperkaya ragam budaya yang ditampilkan dan memperkuat aspek internasional festival.
Kerja sama dengan Konsulat Papua Nugini merupakan langkah strategis untuk memastikan partisipasi tersebut berjalan lancar. Kehadiran komunitas adat dari Papua Nugini akan memberikan warna baru dan memperkuat citra FLB sebagai festival budaya internasional. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Papua Pegunungan.
Menjaga Kelestarian Budaya Lembah Baliem
Meskipun terus berinovasi dengan menghadirkan atraksi baru, pihak penyelenggara tetap menekankan pentingnya menjaga kelestarian budaya masyarakat Lembah Baliem. Budaya masyarakat lokal tetap menjadi inti dari FLB dan tidak akan diubah. Inovasi yang dilakukan hanya sebagai pelengkap untuk memperkaya dan meningkatkan daya tarik festival, tanpa mengorbankan nilai-nilai budaya asli.
Dengan anggaran Rp5 miliar, diharapkan FLB 2025 dapat terselenggara dengan sukses dan mampu menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Komitmen Pemkab Jayawijaya untuk terus mengembangkan FLB menunjukkan pentingnya sektor pariwisata bagi perekonomian daerah dan pelestarian budaya lokal.
Festival Lembah Baliem tidak hanya sekadar festival budaya, tetapi juga menjadi wadah untuk mempromosikan potensi pariwisata Papua Pegunungan dan melestarikan warisan budaya leluhur. Dengan inovasi dan kolaborasi yang tepat, FLB diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi salah satu event unggulan di Indonesia.
Keberhasilan FLB juga bergantung pada dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, masyarakat lokal, serta para pelaku pariwisata. Kerja sama yang baik akan memastikan terselenggaranya FLB yang sukses dan berkelanjutan.