Festival Pantai Ligota: Dorong Pariwisata Inklusif di Flores
Festival Pantai Ligota di Manggarai Timur diharapkan mampu mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan dan inklusif di Flores, NTT, serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Festival Pantai Ligota yang baru saja berakhir pada 26 April 2025 di Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pengembangan sektor pariwisata di Pulau Flores. Acara yang berlangsung selama tiga hari ini melibatkan pemerintah daerah, pelaku usaha, komunitas lokal, dan wisatawan, bertujuan untuk memperkuat potensi pariwisata dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh, menyatakan harapannya agar festival ini dapat mendorong pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif.
Kehadiran BPOLBF dalam Festival Pantai Ligota merupakan bagian dari strategi promosi lintas wilayah. BPOLBF melihat potensi besar Manggarai Timur dengan kekayaan budaya dan alamnya yang luar biasa. Festival ini dianggap sebagai bentuk nyata sinergi antar daerah untuk memajukan pariwisata Flores secara menyeluruh. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri pariwisata, diharapkan Pulau Flores semakin dikenal sebagai destinasi unggulan yang mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia Timur.
Festival Pantai Ligota dirancang sebagai pilar penting dalam memperluas manfaat pariwisata dan memperkenalkan destinasi baru. Pendekatan berbasis komunitas dan pelestarian budaya menjadi fokus utama, selaras dengan visi pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan harapan agar sektor pariwisata dapat memberikan dampak positif yang merata bagi masyarakat lokal.
Pariwisata Berkelanjutan dan Inklusif di Flores
Menurut Frans Teguh, "Kami berharap festival ini dapat memperkuat identitas lokal dan mendorong perkembangan sektor pariwisata yang inklusif, serta membuka peluang baru bagi perekonomian daerah." Festival ini dinilai sebagai ruang kolaboratif yang efektif untuk memperkuat potensi pariwisata di Pulau Flores dan NTT secara umum. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan pengelolaan pariwisata dapat lebih terintegrasi dan berkelanjutan.
Wakil Bupati Manggarai Timur, Tarsisius Sjukur, menekankan pentingnya pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Ia berharap masyarakat dapat menjadi pelaku utama dan penerima manfaat dari perkembangan sektor pariwisata. "Model pariwisata ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan pada tiga aspek pokok yaitu pertama aspek ekonomi, kedua aspek lingkungan, atau environment sehingga peran kita adalah menjaga, merawat dan memoles dengan nuansa yang lebih baik, dan yang ketiga, aspek kualitas bagaimana pariwisata kita bisa berkesinambungan dan berkelanjutan," ungkap Tarsisius Sjukur.
Festival Pantai Ligota diharapkan dapat menjadi contoh nyata dari pariwisata yang memperhatikan keseimbangan ekonomi, lingkungan, dan kualitas. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, diharapkan pariwisata di Manggarai Timur dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.
Melalui festival ini, diharapkan tercipta sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha pariwisata. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pengembangan pariwisata di Flores tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan dan sosial budaya.
Potensi Pariwisata Manggarai Timur
Manggarai Timur memiliki potensi wisata yang sangat besar, baik dari segi alam maupun budaya. Keberadaan Festival Pantai Ligota diharapkan dapat menjadi momentum untuk lebih mengenalkan potensi tersebut kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan promosi yang tepat, diharapkan kunjungan wisatawan ke Manggarai Timur dapat meningkat, sehingga berdampak positif pada perekonomian masyarakat.
Pengembangan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan di Manggarai Timur perlu didukung oleh berbagai pihak. Pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa pengembangan pariwisata dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Dengan demikian, pariwisata dapat menjadi sektor andalan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak lingkungan.
Festival Pantai Ligota diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di NTT dalam mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan pariwisata dapat memberikan manfaat yang lebih luas dan merata bagi masyarakat.
Suksesnya Festival Pantai Ligota menjadi bukti nyata bahwa pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif dapat terwujud melalui kolaborasi dan komitmen bersama. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan pariwisata dengan pendekatan yang sama.
Dengan mengutamakan keseimbangan antara aspek ekonomi, lingkungan, dan kualitas, pariwisata di Flores dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam mengembangkan sektor pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Festival Pantai Ligota menjadi langkah awal yang baik dalam mewujudkan hal tersebut.