Forel dan Terubuk Tambah Produksi Minyak 20 Ribu BPH, Target Lifting 1 Juta Barel Per Hari Makin Dekat
Lapangan minyak Forel dan Terubuk di Kepulauan Riau menambah produksi minyak 20 ribu barel per hari (BPH) dan berpotensi surplus gas pada 2026, mendorong target lifting 1 juta BPH pada 2029-2030.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan peningkatan produksi minyak signifikan dari lapangan minyak Forel dan Terubuk di Kepulauan Riau. Peningkatan sebesar 20 ribu barel per hari (BPH) ini diresmikan pada Jumat, 16 Mei. Hal ini dilakukan untuk memenuhi target lifting minyak nasional dan mencapai kedaulatan energi Indonesia. Peningkatan produksi ini juga berpotensi meningkatkan pendapatan negara dan membuka lapangan kerja.
Peresmian produksi perdana lapangan minyak ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan produksi migas nasional. Dengan tambahan produksi minyak signifikan ini, Indonesia semakin dekat dengan target produksi 1 juta barel per hari pada tahun 2029-2030. Pemerintah optimistis target ini dapat tercapai berkat berbagai upaya peningkatan produksi migas yang tengah dilakukan.
Selain peningkatan produksi minyak, pengembangan lapangan Forel dan Terubuk juga memiliki potensi produksi gas sebesar 60 MMSCFD. Potensi ini diproyeksikan akan membuat Indonesia surplus gas pada tahun 2026. Hal ini akan memungkinkan pemerintah untuk lebih fokus pada pencapaian target lifting minyak. Keberhasilan proyek ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengembangkan sektor energi nasional.
Tambahan Produksi Minyak dan Potensi Surplus Gas
Lapangan minyak Forel dan Terubuk, yang terletak di Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B, Kepulauan Riau, telah menambah produksi minyak sebesar 20 ribu BPH. Selain itu, terdapat potensi produksi gas mencapai 60 MMSCFD. Jika potensi gas ini terwujud pada tahun 2026, Indonesia diproyeksikan akan mengalami surplus gas.
Dengan penambahan produksi ini, target lifting minyak nasional sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 2029-2030 semakin realistis. Pemerintah optimistis target tersebut dapat tercapai. Proyek ini juga berkontribusi pada target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyatakan keyakinannya bahwa target APBN 2025 dan target Presiden akan terwujud pada akhir tahun 2025. Peresmian produksi perdana lapangan minyak Forel dan Terubuk menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mengembangkan sektor energi nasional.
Selain potensi utama, terdapat potensi produksi minyak tambahan sekitar 7 ribu BPH di wilayah sekitar blok tersebut. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal karena pemegang izin sebelumnya tidak beroperasi.
Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja
Proyek pengembangan lapangan minyak Forel dan Terubuk menelan investasi sekitar 600 juta dolar AS. Proyek ini dikerjakan oleh afiliasi PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), yaitu Medco E&P Natuna Block B Ltd (40 persen hak partisipasi) dan Medco Daya Abadi Lestari (35 persen hak partisipasi). Sisanya, 25 persen hak partisipasi dipegang oleh Prime Energy.
Selama masa konstruksi, proyek ini telah menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 2.300 orang. Hal ini menunjukkan dampak positif proyek ini terhadap perekonomian Indonesia, khususnya di daerah sekitar lokasi proyek. Pemerintah berharap proyek-proyek serupa dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Menteri Bahlil berharap Presiden memberikan izin kepada Kementerian ESDM untuk mengevaluasi izin-izin yang tidak termanfaatkan secara maksimal. Hal ini bertujuan agar izin tersebut dapat diberikan kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain yang berkomitmen untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian kedaulatan energi Indonesia.
Dengan tambahan produksi dari lapangan Forel dan Terubuk, serta potensi pengembangan di wilayah sekitarnya, Indonesia semakin optimis dalam mencapai target produksi minyak nasional dan mewujudkan kedaulatan energi. Pemerintah akan terus berupaya mendorong pengembangan sektor energi untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dan meningkatkan perekonomian nasional.