Fundamental Ekonomi Kuat Kunci Penguatan IHSG, Waspadai Sentimen Global!
Analis memprediksi IHSG akan menguat terbatas, menekankan pentingnya fundamental ekonomi domestik yang kuat dan stabilitas global untuk pemulihan berkelanjutan.
Analis sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, mengungkapkan bahwa penguatan kembali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau rebound sangat bergantung pada fundamental ekonomi domestik yang kokoh. Hal ini disampaikannya di Jakarta pada Rabu, 5 Maret 2023. Ia juga menekankan pentingnya faktor eksternal yang mendukung, seperti stabilitas ekonomi global dan kejelasan arah kebijakan suku bunga acuan The Fed, bank sentral Amerika Serikat.
Menurut Hendra, kombinasi faktor-faktor positif domestik dan global akan mendorong pemulihan IHSG yang lebih berkelanjutan. Ia memproyeksikan IHSG akan menguat terbatas hari ini, Rabu, dengan menguji level resistensi di angka 6.440, bergerak di kisaran 6.270 hingga 6.440. Kondisi ini, menurutnya, menjadi peluang bagi investor untuk mengamati saham-saham berfundamental kuat yang masih undervalued.
Strategi investasi yang tepat, kata Hendra, masih memungkinkan investor untuk meraih peluang di tengah volatilitas pasar yang tinggi. Ia juga mengomentari stimulus dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), seperti kemudahan buyback saham tanpa RUPS dan penundaan perdagangan short selling. Kebijakan ini, menurutnya, akan memberikan stabilitas pasar jangka pendek dan menenangkan psikologis investor.
Fundamental Domestik dan Tantangan Global
Meskipun stimulus OJK bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar, Hendra mengingatkan bahwa efektivitasnya tetap akan diuji oleh sentimen eksternal yang lebih dominan. Ketidakpastian perang dagang AS-China, kebijakan tarif impor baru Presiden AS Donald Trump, dan perlambatan sektor manufaktur AS disebutnya sebagai faktor global yang memperburuk sentimen pasar.
Dampaknya, tidak hanya IHSG, tetapi juga bursa saham di Asia, Eropa, dan AS mengalami pelemahan. Hal ini menunjukkan meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global yang turut menekan pasar saham domestik. Trump telah mengumumkan tarif 25 persen untuk impor dari Kanada dan Meksiko, serta rencana menaikkan tarif impor China dari 10 persen menjadi 20 persen.
Lebih lanjut, Trump menegaskan bahwa tarif tersebut akan berlaku sesuai rencana tanpa ruang negosiasi. Sebagai respons, China dilaporkan tengah mempersiapkan tindakan balasan tarif, berpotensi menyasar ekspor pertanian AS dan meningkatkan risiko tarif retaliasi.
Peluang Investasi di Tengah Volatilitas
Hendra menyarankan agar investor mencermati saham-saham berfundamental kuat yang masih undervalued. Dengan strategi investasi yang tepat, investor masih dapat menemukan peluang di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Ia menekankan pentingnya analisis mendalam sebelum melakukan investasi, mempertimbangkan baik faktor domestik maupun global.
Meskipun terdapat tantangan dari sentimen global, fundamental ekonomi domestik yang kuat tetap menjadi kunci utama bagi pemulihan IHSG. Investor perlu jeli dalam memilih saham dan mengelola risiko investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Langkah OJK untuk memberikan stimulus berupa kemudahan buyback saham dan penundaan short selling diharapkan dapat membantu menstabilkan pasar dalam jangka pendek. Namun, keberhasilannya tetap bergantung pada perkembangan situasi global dan kemampuan Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi domestik.
Kesimpulan
Penguatan IHSG bergantung pada fundamental ekonomi domestik yang kuat dan stabilitas ekonomi global. Investor disarankan untuk selektif dalam berinvestasi, mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dan menerapkan strategi yang tepat untuk meminimalkan risiko.