Gemawan Berdayakan Petani Kalbar lewat Asesmen Komoditas Unggulan
Gemawan, LSM peduli pertanian, melakukan asesmen komoditas di enam kabupaten Kalbar untuk memberdayakan petani dan meningkatkan perekonomian lokal melalui peningkatan akses pasar dan kerjasama kolektif.
Pontianak, 7 Maret 2024 (ANTARA) - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gemawan berupaya memberdayakan petani di Kalimantan Barat dengan melakukan asesmen komoditas unggulan. Langkah ini bertujuan meningkatkan keberlanjutan sektor pertanian dan kemandirian ekonomi para petani di Kalimantan Barat. Inisiatif ini dimulai sejak Januari 2024 dan menargetkan enam kabupaten/kota di Kalimantan Barat.
Program Manager Gemawan, Heru Suprihartanto, menjelaskan bahwa asesmen komoditas yang dilakukan di Sambas, Singkawang, Mempawah, Sintang, Melawi, dan Kubu Raya bertujuan mengidentifikasi komoditas unggulan yang berpotensi besar untuk dikembangkan. Asesmen ini diharapkan selesai pada Maret 2024 dan akan menjadi dasar perencanaan strategis untuk penguatan petani Kalbar. Hal ini merupakan bagian dari upaya membangun ekosistem pertanian yang solid dan berdaya saing.
Salah satu fokus utama Gemawan adalah mendorong petani untuk membentuk jaringan kolektif. Dengan membentuk kelompok tani, para petani diharapkan dapat memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing produk mereka. Hal ini dinilai krusial untuk mengatasi permasalahan petani Kalbar yang selama ini menjual hasil panen secara individual kepada tengkulak dengan harga yang kurang menguntungkan.
Mendorong Kolaborasi dan Penguatan Ekonomi Petani
Asesmen komoditas yang dilakukan Gemawan mencakup berbagai komoditas unggulan Kalimantan Barat, seperti padi, pisang, kelapa, umbi-umbian, nanas, kopi, dan pinang. Namun, Gemawan tetap terbuka terhadap komoditas lain yang memiliki prospek pasar menjanjikan. Heru Suprihartanto menekankan pentingnya memetakan potensi komoditas baru untuk memperluas peluang bagi para petani.
Selama ini, banyak petani di Kalbar menjual hasil panen mereka secara individual kepada tengkulak dengan harga yang tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh skala produksi yang kecil dan terbatasnya akses ke pasar yang lebih besar. Gemawan mendorong pendekatan kolektif agar petani dapat mengonsolidasikan hasil panen dan memiliki daya tawar yang lebih tinggi.
Dengan membentuk serikat atau organisasi petani, mereka dapat menjual langsung ke pembeli besar tanpa perantara, sehingga meningkatkan pendapatan mereka. Contohnya, jika 100 petani masing-masing menghasilkan 500 kg panen, maka totalnya mencapai 50 ton. Jumlah tersebut memberikan daya tawar yang lebih kuat dalam negosiasi harga.
Organisasi petani juga akan memfasilitasi akses informasi pasar, teknologi pertanian, dan kebijakan yang mendukung petani kecil. Gemawan akan mendorong pembentukan organisasi petani sebagai wadah koordinasi strategi produksi dan pemasaran.
Membangun Ekosistem Pertanian yang Berkelanjutan
Gemawan berharap inisiatif ini dapat menciptakan ekosistem pertanian yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan di Kalimantan Barat. Dengan petani yang terorganisir, rantai distribusi diharapkan menjadi lebih adil, berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani. Heru Suprihartanto optimistis sektor pertanian di Kalbar akan berkembang lebih baik dengan petani yang lebih kuat dan memiliki akses pasar yang luas.
Inisiatif Gemawan ini menunjukkan komitmen untuk memberdayakan petani Kalbar agar mampu bersaing di pasar dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan pendekatan yang sistematis dan kolaboratif, Gemawan berupaya membangun fondasi yang kuat untuk sektor pertanian Kalbar yang lebih maju dan berkelanjutan. Asesmen komoditas ini menjadi langkah awal yang penting dalam mencapai tujuan tersebut.
Lebih lanjut, Gemawan juga berencana untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para petani dalam hal manajemen usaha tani, pemasaran, dan akses terhadap teknologi pertanian modern. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen para petani.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, diharapkan program pemberdayaan petani ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian masyarakat di Kalimantan Barat.