Gerakan Pangan Murah Ramadhan di Batang: Bantu Petani dan Stabilkan Harga
Pemkab Batang, bersama Bulog dan petani, menggelar gerakan pangan murah Ramadhan untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok dan membantu petani serta peternak memasarkan produknya.
Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menggelar gerakan pangan murah spesial Ramadhan. Gerakan ini melibatkan Perum Bulog, petani, dan peternak lokal, bertujuan menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran 2025. Kegiatan ini dilangsungkan sebagai respons atas kebutuhan masyarakat akan harga pangan yang terjangkau, khususnya selama bulan suci Ramadhan.
Inisiatif ini memberikan dampak positif bagi masyarakat Batang dengan menyediakan akses ke komoditas pangan penting dengan harga lebih murah. Program ini juga dirancang untuk membantu para petani dan peternak memasarkan hasil panen mereka secara langsung kepada konsumen, sehingga mereka mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan menjual melalui tengkulak.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang, Dewi Wuryanti, menjelaskan bahwa kerjasama dengan Bulog dan petani merupakan strategi kunci dalam program ini. "Selain melibatkan para petani dan peternak, kami juga menggandeng Perum Bulog pada program ini dengan tujuan menstabilkan harga pangan saat Ramadhan hingga Lebaran 2025," katanya.
Kerjasama Strategis Bulog, Petani, dan Peternak
Peran Bulog dalam gerakan pangan murah ini difokuskan pada penyediaan stok gula, beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), beras premium, dan minyak goreng. Sementara itu, para petani menyuplai sayuran seperti cabai dan bawang merah, sedangkan peternak menyediakan telur dan ayam potong. Kerjasama ini menciptakan rantai pasokan yang efisien dan terintegrasi.
Dengan keterlibatan Bulog, ketersediaan komoditas pokok terjamin dan harganya dapat dikontrol. Sementara, partisipasi petani dan peternak memastikan produk segar dan berkualitas tersedia langsung untuk konsumen. Model ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola stabilitas harga pangan.
Salah satu poin penting yang dijelaskan Dewi Wuryanti adalah beras SPHP yang hanya dijual dalam kegiatan gerakan pangan murah. Hal ini dikarenakan petani saat ini sedang panen raya, sehingga beras tersebut tidak dijual di kios atau pasar umum. "Sedang operasi pasar saat ini juga masih berlangsung di Kantor Pos Bandar sejak 24 Februari 2025 hingga 29 Maret 2025," tambahnya.
Dampak Positif bagi Petani dan Konsumen
Mutakun, seorang petani bawang merah, mengungkapkan rasa syukurnya atas penyelenggaraan gerakan pangan murah ini. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini sangat membantu para petani dan peternak karena mempertemukan mereka langsung dengan pembeli atau konsumen. "Biasanya saya bersama petani lainnya menjual hasil panen bawang merah ke tengkulak sehingga keuntungannya minim," ujarnya.
Dengan adanya akses langsung ke konsumen, petani dapat memperoleh harga yang lebih baik untuk hasil panen mereka. Hal ini meningkatkan pendapatan petani dan mendorong mereka untuk terus meningkatkan produktivitas. Gerakan ini juga memberikan dampak positif bagi konsumen dengan menyediakan pilihan produk pangan yang lebih murah dan terjangkau.
Program ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga pangan dan kesejahteraan petani. Dengan menghubungkan produsen dan konsumen secara langsung, intervensi pemerintah ini terbukti efektif dalam mengatasi permasalahan klasik dalam rantai pasokan pangan.
Gerakan pangan murah Ramadhan di Batang ini menjadi contoh nyata bagaimana kerjasama antara pemerintah, Bulog, petani, dan peternak dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk masalah pangan. Model ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.