Gibran Dorong Hilirisasi Produk Laut: Tingkatkan Kesejahteraan dan Daya Saing Global
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendorong hilirisasi produk laut Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan daya saing di pasar global, memanfaatkan potensi sumber daya kelautan yang melimpah.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali menekankan pentingnya hilirisasi sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Langkah ini, menurutnya, sangat krusial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan daya saing produk laut Indonesia di pasar global. Hal ini disampaikan Gibran melalui kanal YouTube pribadinya dalam video berjudul “Dari Pesisir ke Dunia: Saatnya Produk Laut Indonesia Naik Kelas”, yang diunggah Rabu lalu di Jakarta. Dalam video tersebut, Gibran menyatakan, "Laut kita tidak hanya kaya, tapi juga menjadi penopang kehidupan."
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai sepanjang 108.000 km dan kekayaan laut yang luar biasa, memiliki potensi ekonomi maritim yang sangat besar. Lebih dari 60 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir, dan jutaan di antaranya bergantung pada sektor perikanan dan budidaya laut untuk mata pencaharian. Potensi ini, menurut Gibran, belum dioptimalkan secara maksimal. Ia mencontohkan produksi nasional rumput laut mencapai 9,7 juta ton, hasil tangkap 7,4 juta ton, dan ikan budidaya 5,6 juta ton. Angka-angka ini menunjukkan potensi ekonomi yang signifikan.
Saat ini, banyak komoditas perikanan Indonesia, seperti rumput laut, diekspor dalam bentuk mentah. Padahal, jika diolah menjadi produk bernilai tambah seperti kosmetik, bioplastik, atau produk farmasi, nilai jualnya dapat meningkat hingga 15 hingga 30 kali lipat. Hilirisasi, karenanya, menjadi kunci untuk meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Potensi Hilirisasi dan Komoditas Prioritas
Gibran menjabarkan sejumlah komoditas perikanan yang menjadi prioritas dalam program hilirisasi, antara lain rumput laut, ikan tuna, cakalang, tongkol, udang, rajungan, tilapia, dan garam. Pengolahan komoditas-komoditas ini menjadi produk bernilai tambah akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional.
Untuk mendukung hilirisasi, Gibran mendorong pembangunan kawasan industri perikanan yang terintegrasi. Kawasan ini harus dilengkapi dengan infrastruktur pendukung seperti cold storage untuk menjaga kualitas produk, akses permodalan yang mudah dijangkau para pelaku usaha, serta penerapan teknologi pengolahan yang efisien dan ramah lingkungan. Ketiga hal ini akan menjadi faktor kunci dalam keberhasilan program hilirisasi.
Pemerintah, menurut Gibran, berkomitmen penuh untuk mewujudkan agenda hilirisasi ini. Presiden Prabowo Subianto bahkan telah secara aktif mendorong kerja sama kelautan antarnegara dalam berbagai forum internasional, seperti KTT D8 dan pertemuan di Brazil. Selain itu, Satgas Percepatan Hilirisasi sedang merumuskan strategi, memetakan pembiayaan, dan mencari solusi atas hambatan yang ada di lapangan.
Tantangan dan Kolaborasi
Meskipun mengakui adanya berbagai tantangan dalam proses hilirisasi, Gibran menekankan keseriusan pemerintah dalam menjalankan program ini. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk pelajar, mahasiswa, pelaku usaha, dan komunitas lingkungan, untuk berperan aktif dalam membangun ekosistem kelautan yang berkelanjutan. Kolaborasi dan sinergi antar berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini.
Gibran menutup pesannya dengan semangat optimisme, “Yakin lah, dengan semangat persatuan dan kolaborasi, kita pasti bisa mewujudkannya. Yuk bisa yuk!”
Langkah-langkah konkrit yang perlu dilakukan untuk mendukung hilirisasi produk laut antara lain:
- Peningkatan infrastruktur dan teknologi pengolahan.
- Peningkatan akses permodalan bagi pelaku usaha.
- Pengembangan riset dan inovasi produk olahan laut.
- Penguatan kerjasama antar lembaga dan stakeholder terkait.
- Peningkatan pemasaran dan branding produk olahan laut Indonesia.
Dengan komitmen dan kerja keras bersama, hilirisasi produk laut Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan daya saing Indonesia di pasar global.