Gotong Royong Warga dan Polisi Tanggulangi Jebolnya Tanggul di Lampung Selatan
Kepolisian dan warga Lampung Selatan bahu-membahu menutup tanggul jebol di Sungai Way Sekampung akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan debit air meningkat dan berpotensi membanjiri pemukiman warga.
Banjir mengancam! Selasa sore, warga Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) dikejutkan dengan jebolnya tanggul Sungai Way Sekampung. Petugas kepolisian setempat langsung bergerak cepat dan berkolaborasi dengan warga untuk mencegah bencana yang lebih besar.
Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin, menjelaskan bahwa peningkatan debit air sungai yang signifikan memaksa warga dan polisi untuk bergotong royong menutup tanggul yang jebol. Mereka menggunakan karung-karung berisi tanah untuk memperkuat tanggul dan mencegah air masuk ke pemukiman warga. Langkah cepat ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi banjir yang membahayakan penduduk.
Langkah antisipasi ini tidak lepas dari kondisi tanggul yang relatif rendah di Dusun Bunut Utara. Bhabinkamtibmas Polsek Sragi bersama warga melakukan langkah tanggap darurat untuk mencegah meluasnya genangan air. AKBP Yusriandi juga menambahkan, "Debit air Sungai Way Sekampung di Dusun Bunut Utara mulai melewati tanggul rendah yang menjadi penangkis utama. Bhabinkamtibmas Polsek Sragi, bersama warga setempat, melakukan langkah-langkah tanggap darurat untuk mencegah banjir masuk ke permukiman," jelasnya.
Antisipasi lebih lanjut juga dilakukan dengan imbauan kepada warga. "Kami juga mengimbau warga untuk menyimpan barang-barang berharga ke tempat yang lebih aman dan menyiapkan diri jika harus segera mengungsi," tambah Kapolres. Imbauan ini sangat penting mengingat ancaman banjir yang cukup serius akibat curah hujan tinggi di wilayah Lampung Selatan.
Curah hujan yang tinggi menjadi penyebab utama peningkatan debit air sungai. Kondisi ini membuat warga khawatir karena ketinggian tanggul yang rendah. Oleh karena itu, Kapolres juga mengingatkan warga untuk mengamankan barang elektronik dari potensi kerusakan akibat genangan air.
Kerja sama menjadi kunci utama dalam menghadapi situasi darurat ini. AKBP Yusriandi menekankan pentingnya kolaborasi antara warga, aparat desa, dan Bhabinkamtibmas. "Kondisi siaga satu ini mementingkan kerja sama antara warga, aparat desa, dan Bhabinkamtibmas dalam menghadapi potensi bencana, persiapan evakuasi dan tindakan instansi terkait diharapkan dapat segera diwujudkan untuk meminimalkan dampak banjir," ujarnya.
Koordinasi dengan instansi terkait juga dianggap sangat penting. Persiapan logistik dan peralatan menjadi krusial untuk meminimalisir dampak banjir. "Kondisi siaga ini menunjukkan perlunya koordinasi yang lebih intensif dengan instansi terkait untuk menyediakan bantuan logistik dan peralatan," tutup AKBP Yusriandi.