Harga Gabah Lamongan Stabil di Musim Panen Raya 2025
Pemkab Lamongan memastikan harga gabah petani tetap stabil di atas Rp6.000 per kilogram selama musim panen raya 2025, meskipun ada keterbatasan gudang dan fasilitas pengeringan.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, memastikan harga gabah petani di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur tetap stabil selama musim panen raya tahun 2025. Hal ini disampaikan setelah beliau mengikuti panen raya serentak 14 provinsi bersama Presiden Prabowo Subianto secara daring dari Desa Deket Wetan, Kecamatan Deket, Lamongan, pada Senin. Stabilitas harga ini dicapai meskipun terdapat kendala kapasitas gudang dan fasilitas pengeringan.
Harga gabah di Lamongan saat ini berada di atas Rp6.000 per kilogram, bahkan mencapai Rp6.200 hingga Rp6.300 per kilogram. Pemkab Lamongan menargetkan harga gabah dapat mencapai Rp6.500 per kilogram sesuai ketetapan pemerintah. Pemerintah Kabupaten Lamongan dan Perum Bulog bekerja sama untuk menyerap gabah petani dan menjaga stabilitas harga.
Keberhasilan mempertahankan harga gabah ini merupakan hasil kerja keras kolaboratif berbagai pihak. Selain Pemkab Lamongan dan Bulog, Kodim 0812 juga berperan penting dalam penyediaan bibit unggul Padi Malai Jumbo (PMJ) 01, yang telah disebar ke seluruh wilayah Lamongan untuk meningkatkan produksi padi. Ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) juga turut mendukung peningkatan produksi dan swasembada pangan di Lamongan.
Stabilitas Harga dan Upaya Pemkab Lamongan
Pemkab Lamongan dan Perum Bulog berupaya maksimal untuk menyerap gabah petani guna menjaga stabilitas harga. Meskipun terdapat keterbatasan kapasitas gudang dan fasilitas pengeringan, kedua instansi berkomitmen untuk mencari solusi agar proses panen dan harga gabah tetap terjaga. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mensejahterakan petani.
Bupati Yuhronur Efendi menyatakan, "Harganya Alhamdulillah sudah di atas Rp6.000 bahkan ada yang mencapai Rp6.200 hingga Rp6.300. Kalau bisa, kita dorong terus agar sesuai ketetapan pemerintah yakni Rp6.500." Pernyataan ini menunjukkan optimisme Pemkab Lamongan dalam mempertahankan dan meningkatkan harga gabah.
Kerja sama dengan Kodim 0812 dalam penyediaan bibit unggul juga menjadi kunci keberhasilan. Bibit unggul Padi Malai Jumbo (PMJ) 01 diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi di Lamongan. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemkab Lamongan untuk mewujudkan swasembada pangan.
Dukungan berupa bantuan alsintan juga diberikan kepada para petani untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Dengan demikian, diharapkan produksi padi di Lamongan dapat terus meningkat.
Capaian Produksi Padi Lamongan dan Target Bulog
Produksi padi Lamongan pada tahun 2024 mencapai 1,3 juta ton secara riil, melebihi data BPS yang mencatat lebih dari 800 ribu ton. Prestasi ini menempatkan Lamongan sebagai peringkat pertama produksi padi se-Jawa Timur. Capaian ini menunjukkan keberhasilan program peningkatan produksi padi di Lamongan.
Sementara itu, Perum Bulog ditargetkan pemerintah pusat untuk menyerap gabah dan beras sebanyak 593.000 ton. Hingga April 2025, Bulog telah menyerap 6.300 ton gabah di Lamongan dari target 7.600 ton, atau sekitar 82,71 persen. Penyerapan gabah akan terus dimaksimalkan meskipun terdapat keterbatasan gudang.
LO Bulog Jawa Timur, Brigjen TNI (Purn) Edy, mengatakan, "Penetapan harga Rp6.500 ini kami harapkan dapat mengangkat harga di pasaran, tidak seperti tahun sebelumnya." Pernyataan ini menunjukkan harapan Bulog agar harga gabah di pasaran dapat sesuai dengan harga pembelian pemerintah.
Keterbatasan gudang dan fasilitas pengeringan menjadi tantangan tersendiri. Namun, komitmen Pemkab Lamongan dan Bulog untuk mencari solusi menunjukkan keseriusan dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjaga stabilitas harga komoditas pertanian.