Hutama Karya: Pembangunan Pelabuhan Anggrek Gorontalo Capai 65 Persen
Proyek strategis nasional Pelabuhan Anggrek di Gorontalo, yang dibangun Hutama Karya, telah mencapai 65 persen progres pembangunan, ditargetkan rampung akhir Agustus 2024 dan akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Gorontalo.
PT Hutama Karya (Persero) melaporkan bahwa pembangunan Pelabuhan Anggrek di Gorontalo telah mencapai 65 persen. Proyek senilai Rp1,4 triliun ini merupakan bagian dari rencana strategis pemerintah untuk meningkatkan konektivitas logistik di Kawasan Timur Indonesia. Pembangunan pelabuhan ini melibatkan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dan ditargetkan selesai pada akhir Agustus 2024. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Gorontalo dan sekitarnya.
Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyatakan bahwa pekerjaan di sisi laut, termasuk pembangunan dermaga, trestle, dan proteksi pantai, telah selesai. "Untuk sisi laut, pekerjaan utama yang telah diselesaikan mencakup pembangunan struktur dermaga, trestle (jalan akses), serta pekerjaan pemancangan dan proteksi pantai. Dengan capaian tersebut, kami optimistis dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan sisi laut pada akhir bulan Agustus mendatang," ujar Adjib dalam keterangan pers di Jakarta, Senin.
Meskipun pembangunan sisi laut berjalan lancar, progres di sisi darat baru mencapai 30 persen. Kendala utama terletak pada proses pembebasan lahan yang mempengaruhi percepatan konstruksi. Namun, Hutama Karya memastikan pembangunan dilakukan tanpa mengganggu operasional dermaga yang sudah ada.
Fasilitas Modern dan Konsep Green Port
Pelabuhan Anggrek dirancang dengan fasilitas modern untuk menunjang kegiatan bongkar muat. Dermaga baru mampu menampung hingga tiga kapal besar secara bersamaan. Fasilitas lainnya meliputi area penampungan kontainer seluas 19.000 meter persegi, depo empty seluas 9.700 meter persegi, area pergudangan, perkantoran, dan area pengelolaan limbah. Pelabuhan ini dibangun di area seluas 4,8 hektare dari total luas 9,3 hektare.
Hutama Karya berkomitmen menggunakan produk dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar selama masa konstruksi. Proyek ini juga menerapkan konsep green port dengan penggunaan lampu LED hemat energi, pengelolaan limbah terintegrasi, dan area penghijauan.
Pelabuhan Anggrek akan menjadi pelabuhan transhipment, memfasilitasi perpindahan barang dari kapal besar ke kapal feeder untuk didistribusikan ke pelabuhan lain di Kawasan Timur Indonesia. Pelabuhan ini akan terhubung dengan pelabuhan-pelabuhan strategis seperti Makassar, Bitung, Ternate, Sorong, dan pelabuhan besar di Indonesia bagian barat.
Peningkatan Ekonomi dan Daya Saing
Dengan kapasitas 30.000-35.000 TEUs per tahun, Pelabuhan Anggrek diperkirakan dapat menurunkan biaya logistik hingga 15-25 persen. Hal ini akan meningkatkan daya saing komoditas lokal seperti jagung, ikan, dan hasil perkebunan. Proyek ini juga diproyeksikan menciptakan 500 hingga 700 lapangan kerja baru, baik langsung maupun tidak langsung.
Setelah beroperasi penuh, Pelabuhan Anggrek akan melayani rute-rute utama seperti Anggrek-Makassar-Surabaya dan Anggrek-Bitung-Ternate-Sorong, serta menghubungkan Gorontalo dengan pelabuhan-pelabuhan utama nasional. Keberadaan pelabuhan ini diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo dan sekitarnya.
Secara keseluruhan, pembangunan Pelabuhan Anggrek merupakan proyek infrastruktur strategis yang akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Gorontalo dan Kawasan Timur Indonesia. Dengan komitmen Hutama Karya dalam menyelesaikan proyek ini tepat waktu dan sesuai standar, diharapkan pelabuhan ini dapat beroperasi secara optimal dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.