IHSG Menguat 0,97 Persen di Tengah Antisipasi Pertemuan The Fed
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,97 persen pada Selasa di tengah antisipasi pasar terhadap pertemuan The Fed dan pernyataan Presiden Trump terkait tarif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada Selasa sore, 6 Mei 2025, di tengah perhatian pelaku pasar terhadap pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Federal Reserve (The Fed). Penguatan IHSG sebesar 66,25 poin atau 0,97 persen ini membawa indeks ke posisi 6.898,20. Kenaikan serupa juga terlihat pada indeks LQ45 yang naik 7,44 poin (0,97 persen) ke posisi 774,76. Pergerakan ini terjadi di tengah ketidakpastian global terkait kebijakan ekonomi AS.
Menurut Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia, investor global tengah menunggu hasil pertemuan kebijakan pertama The Fed sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif timbal balik pada awal April 2025. Pertemuan dua hari tersebut dimulai pada Selasa waktu AS, dengan pengumuman keputusan suku bunga dijadwalkan pada Rabu. Bursa berjangka memperkirakan hanya ada peluang kecil (2,7 persen) penurunan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR).
Pernyataan-pernyataan Presiden Trump turut mewarnai sentimen pasar. Pertama, rencana Trump untuk menjatuhkan tarif 100 persen pada film-film produksi luar AS menimbulkan kekhawatiran. Kedua, indikasi Trump untuk tidak bernegosiasi perdagangan dengan Presiden China Xi Jinping pada pekan tersebut menambah ketidakpastian. Namun, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan optimisme, menyebut bahwa agenda ekonomi Trump akan mendorong investasi jangka panjang dan pasar finansial mampu mengatasi gejolak jangka pendek. "Pasar finansial mampu mengatasi gejolak jangka pendek," kata Scott Bessent.
Pergerakan IHSG Sepanjang Perdagangan
IHSG dibuka menguat dan bertahan di zona positif hingga penutupan sesi pertama. Tren positif ini berlanjut hingga penutupan perdagangan saham di sesi kedua. Tujuh sektor mengalami penguatan, dipimpin oleh sektor barang baku (3,18 persen), diikuti sektor energi (2,0 persen) dan barang konsumen non primer (1,25 persen). Sebaliknya, empat sektor melemah, dengan sektor teknologi mengalami penurunan terbesar (0,56 persen), disusul sektor properti dan transportasi & logistik.
Saham-saham yang mencatat penguatan terbesar antara lain OPMS, JATI, KRYA, HELI, dan SOLA. Sementara itu, saham-saham dengan pelemahan terbesar meliputi SOFA, MEJA, MREI, VISI, dan TLDN. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.249.655 transaksi, dengan volume saham diperdagangkan sebanyak 23,18 miliar lembar senilai Rp16,70 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 333 saham naik, 268 saham turun, dan 205 saham stagnan.
Perbandingan dengan Bursa Saham Regional
Secara regional, bursa saham Asia menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei menguat 1,04 persen, indeks Shanghai naik 1,13 persen, sementara indeks Kuala Lumpur melemah 0,18 persen, dan indeks Strait Times menguat 0,19 persen. Pergerakan IHSG yang positif di tengah dinamika global menunjukkan ketahanan pasar saham Indonesia.
Secara keseluruhan, kinerja IHSG pada Selasa menunjukkan respon pasar terhadap berbagai faktor, baik domestik maupun global. Antisipasi terhadap keputusan The Fed dan pernyataan Presiden Trump menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan indeks. Meskipun terdapat beberapa sektor yang melemah, penguatan IHSG secara keseluruhan mencerminkan sentimen positif investor terhadap prospek ekonomi jangka panjang.