Indonesia Berpeluang Jual Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri
Wakil Menteri PPN/Bappenas sebut Indonesia punya potensi besar pasarkan jasa penyimpanan karbon ke negara lain, didukung regulasi dan teknologi CCS.
Jakarta, 12 Maret 2024 - Indonesia memiliki peluang emas untuk memasarkan jasa penyimpanan karbon ke pasar internasional. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Febrian Alphyanto Ruddyard. Beliau menekankan bahwa kapasitas penyimpanan karbon Indonesia yang kompetitif dari segi biaya menjadi kunci utama peluang ini. Kerja sama dengan Uni Eropa (UE) diharapkan dapat memperkuat regulasi dan menarik investasi swasta dalam teknologi CCS (Carbon Capture and Storage) untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE).
Pernyataan tersebut disampaikan Febrian saat bertemu dengan perwakilan EU-ASEAN Sustainable Connectivity Package Investment Facility (EU SCOPE IF) di Jakarta. Ia menambahkan bahwa pengembangan ekosistem yang kuat, termasuk regulasi yang menarik bagi investor swasta, sangat krusial untuk merealisasikan potensi ini. Investasi dalam teknologi CCS akan menjadi kunci percepatan transisi energi Indonesia.
Komitmen Indonesia untuk pembangunan rendah karbon selama 20 tahun ke depan menjadi landasan utama peluang ini. Salah satu strategi utamanya adalah percepatan transisi energi, yang mana teknologi CCS berperan penting dalam mengurangi emisi karbon. Hal ini juga sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Potensi Besar Penyimpanan Karbon dan Kolaborasi dengan Uni Eropa
Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam (SDM), dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Leonardo A. A. Teguh Sambodo, menjelaskan bahwa kemajuan teknologi memungkinkan pemanfaatan karbon dari sektor minyak dan gas yang sebelumnya terakumulasi. Implementasi CCS atau CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage) dan pembatasan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi agenda utama dalam lima tahun pertama menuju NZE.
Perwakilan EU SCOPE IF, Pedro Pimentel, menyatakan kesiapan UE untuk mendukung Indonesia dalam hal data dan pengalaman terbaik terkait implementasi CCS. UE telah mendukung berbagai proyek inovatif di sektor ini dan siap berbagi referensi nyata sebagai acuan bagi Indonesia. Dukungan ini mencakup capacity building, kunjungan lapangan, dan pengembangan model kerja sama lintas negara untuk memastikan keberlanjutan dan kelayakan investasi CCS.
Kolaborasi dengan UE diharapkan dapat mempercepat pengembangan teknologi CCS di Indonesia dan membuka akses ke pasar karbon internasional. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan upaya global dalam mengurangi emisi karbon. Dengan dukungan teknologi dan regulasi yang tepat, Indonesia dapat menjadi pemain kunci dalam pasar jasa penyimpanan karbon global.
Regulasi dan Investasi sebagai Kunci Sukses
Salah satu tantangan utama dalam mengembangkan sektor ini adalah menciptakan regulasi yang menarik bagi investor swasta. Regulasi yang jelas dan transparan akan memberikan kepastian hukum dan mengurangi risiko investasi. Dengan demikian, investor swasta akan lebih tertarik untuk berinvestasi dalam teknologi CCS dan mendukung transisi energi Indonesia.
Selain regulasi, investasi dalam teknologi CCS juga sangat penting. Teknologi CCS membutuhkan investasi yang cukup besar, sehingga diperlukan dukungan pemerintah dan investor swasta untuk mengembangkan teknologi ini. Kerja sama dengan negara-negara maju seperti UE dapat membantu Indonesia mendapatkan akses ke teknologi dan pendanaan yang dibutuhkan.
Pemerintah Indonesia perlu terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investasi swasta dalam teknologi CCS. Hal ini dapat dilakukan melalui penyederhanaan perizinan, pemberian insentif fiskal, dan dukungan teknis bagi investor swasta.
Dengan adanya regulasi yang tepat dan investasi yang memadai, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam pasar jasa penyimpanan karbon global. Hal ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia dan upaya global dalam mengurangi emisi karbon.
Ke depan, keberhasilan Indonesia dalam memasarkan jasa penyimpanan karbon akan bergantung pada kemampuan pemerintah untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi investasi swasta dan pengembangan teknologi CCS. Kerja sama internasional, seperti dengan UE, akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut.