Indonesia-Saudi Cari Solusi Atasi Masalah Kartu Nusuk Jemaah Haji
Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi berkolaborasi mencari solusi atas kendala distribusi dan aktivasi Kartu Nusuk bagi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.
Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi tengah berupaya keras mengatasi permasalahan distribusi dan aktivasi Kartu Nusuk bagi jemaah haji Indonesia. Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Muchlis M. Hanafi, mengungkapkan hal ini dalam rapat koordinasi di Madinah pada Kamis, 15 Mei 2024. Rapat tersebut membahas berbagai tantangan dalam pelayanan jemaah haji Indonesia, terutama terkait teknologi digital dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
Permasalahan ini muncul di tengah masa transisi tata kelola perhajian di kedua negara. "Rapat ini sangat penting, karena kita sedang berada dalam masa transisi tata kelola perhajian baik di Arab Saudi maupun Indonesia. Ini menimbulkan dinamika di lapangan yang harus kita pecahkan bersama," ujar Muchlis. Rapat yang dipimpin Deputi Kementerian Haji untuk Urusan Hubungan Internasional Hasan Almunakhiroh melibatkan syarikah mitra layanan haji dan perwakilan Misi Haji Indonesia.
Salah satu fokus utama rapat adalah rendahnya distribusi dan aktivasi Kartu Nusuk, kartu digital yang berfungsi sebagai identitas jemaah haji. Dari sekitar 90.000 jemaah Indonesia yang telah tiba di Arab Saudi, tercatat 35.000 Kartu Nusuk belum aktif atau terdistribusi. "Kelalaian dalam memberikan layanan kepada jamaah haji Indonesia itu akan mencederai kesuksesan penyelenggaraan haji Arab Saudi di tahun 2025 ini. Oleh karenanya, tadi kita bersama-sama membahas persoalan-persoalan yang muncul, dinamika yang ada dan memberikan solusinya," tegas Muchlis.
Masalah Distribusi dan Aktivasi Kartu Nusuk
Masalah distribusi Kartu Nusuk awalnya diduga disebabkan oleh penyebaran jemaah di berbagai syarikah. Namun, evaluasi menunjukkan variasi tingkat aktivasi, dengan beberapa syarikah mencapai angka hingga 88 persen. Muchlis memastikan petugas haji Indonesia proaktif membantu distribusi. Sejak edaran percepatan aktivasi diterbitkan, terjadi peningkatan signifikan. "Mudah-mudahan kita diberi waktu dalam 48 jam ini para syarikah dengan dibantu oleh petugas-petugas kita sudah harus menyerahkan Kartu Nusuk itu kepada jamaah haji Indonesia," harapnya.
Kartu Nusuk sangat penting karena menjadi syarat utama akses layanan dan area penting, seperti Makkah dan Masjidil Haram. Meskipun saat ini masih ada toleransi penggunaan visa haji, penggunaan Kartu Nusuk akan semakin ketat ke depannya.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan seluruh jemaah haji Indonesia mendapatkan Kartu Nusuk dan dapat mengakses layanan haji dengan lancar. Kerja sama erat dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi terus dilakukan untuk menemukan solusi terbaik dan memastikan kelancaran ibadah haji bagi seluruh jemaah Indonesia.
Langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan untuk mengatasi masalah ini meliputi:
- Koordinasi intensif antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.
- Peningkatan sosialisasi dan edukasi kepada jemaah haji tentang pentingnya Kartu Nusuk.
- Pemantauan dan evaluasi berkala terhadap proses distribusi dan aktivasi Kartu Nusuk.
- Peningkatan kapasitas petugas haji Indonesia dalam membantu distribusi dan aktivasi Kartu Nusuk.
Diharapkan dengan upaya kolaboratif ini, masalah distribusi dan aktivasi Kartu Nusuk dapat terselesaikan dengan cepat dan efektif, sehingga jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan khusyuk.
Ke depannya, diharapkan sistem distribusi dan aktivasi Kartu Nusuk dapat ditingkatkan untuk mencegah masalah serupa terjadi pada penyelenggaraan ibadah haji tahun-tahun mendatang. Transparansi informasi dan koordinasi yang lebih baik antara berbagai pihak terkait sangat penting untuk memastikan keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji.