Indonesia Tolak Keras Perubahan Demografi Palestina, Tegaskan Komitmen Solusi Dua Negara
Indonesia dengan tegas menolak upaya perubahan demografi di Palestina dan menegaskan kembali komitmennya pada solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, serta mendukung pembangunan rumah sakit ibu dan anak di Gaza.
Indonesia menyatakan penolakan keras terhadap segala upaya yang bertujuan mengubah demografi di Palestina. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dalam pertemuan dengan Utusan Khusus Presiden Palestina, Mahmoud Al-Habbash, di Jakarta pada Senin, 17 Maret 2024. Pertemuan tersebut juga membahas dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara sebagai jalan keluar konflik Israel-Palestina yang berkepanjangan.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Retno menekankan komitmen Indonesia yang tak tergoyahkan untuk mendukung Palestina melalui berbagai cara. Dukungan ini mencakup inisiatif diplomatik, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan kontribusi dalam upaya rekonstruksi Gaza. Situasi krisis kemanusiaan di Gaza pasca konflik juga menjadi fokus utama pembahasan, di mana kedua pihak sepakat akan pentingnya upaya rekonstruksi pasca perang.
"Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dan filantropi untuk meningkatkan bantuan kepada Palestina," ujar Menteri Retno. Salah satu wujud nyata dukungan tersebut adalah pembangunan rumah sakit ibu dan anak di Gaza. Proyek ini diharapkan dapat memberikan akses layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat Palestina, khususnya ibu dan anak.
Dukungan Indonesia untuk Palestina: Lebih dari Sekadar Diplomasi
Utusan Khusus Presiden Palestina, Mahmoud Al-Habbash, menyampaikan apresiasi mendalam atas konsistensi dukungan Indonesia terhadap perjuangan Palestina. Ia juga mengucapkan terima kasih atas bantuan kemanusiaan yang telah diberikan Indonesia, terutama bagi penduduk Gaza yang sangat membutuhkan. Al-Habbash berharap kerja sama dalam pengiriman bantuan kemanusiaan dapat ditingkatkan melalui koordinasi yang erat dengan Otoritas Palestina.
Komitmen Indonesia terhadap Palestina bukan hanya sebatas pernyataan diplomatik. Indonesia secara aktif terlibat dalam berbagai upaya untuk membantu Palestina, termasuk melalui pengiriman bantuan kemanusiaan dan dukungan untuk pembangunan infrastruktur. Hal ini menunjukkan kepedulian Indonesia terhadap nasib rakyat Palestina dan komitmennya untuk mencari solusi damai dan adil bagi konflik yang telah berlangsung lama ini.
Pembangunan rumah sakit ibu dan anak di Gaza merupakan salah satu contoh nyata dari komitmen tersebut. Rumah sakit ini diharapkan dapat meningkatkan akses layanan kesehatan bagi ibu dan anak di Gaza, yang selama ini sangat terbatas akibat konflik dan blokade.
Rumah Sakit Ibu dan Anak di Gaza: Harapan Baru bagi Masyarakat Palestina
Rumah Sakit Ibu dan Anak di Gaza, yang diinisiasi oleh organisasi masyarakat Indonesia, Aqsa Working Group (AWG), dan Maemuna Center, direncanakan akan mulai dibangun pada April 2025. Rumah sakit yang dibangun di lahan seluas 5.000 meter persegi ini akan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, termasuk 100 tempat tidur, laboratorium, fasilitas rawat jalan, serta ruang gawat darurat, ICU, ruang bersalin, dan ruang operasi.
Proyek pembangunan rumah sakit ini menelan biaya sekitar Rp402 miliar (US$24,4 juta). Lokasi pembangunan rumah sakit berada di dekat Rumah Sakit Anak Al-Rantisi yang hancur akibat konflik. Dengan adanya rumah sakit baru ini, diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan menyeluruh bagi masyarakat Palestina di Gaza.
Keberadaan rumah sakit ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan ibu dan anak di Gaza. Selain itu, proyek ini juga merupakan simbol nyata dari solidaritas dan dukungan Indonesia terhadap rakyat Palestina dalam menghadapi berbagai tantangan.
Indonesia, melalui berbagai upaya diplomasi dan bantuan kemanusiaan, terus berkomitmen untuk mendukung Palestina dalam mencapai solusi dua negara yang adil dan berkelanjutan. Pembangunan rumah sakit ibu dan anak di Gaza merupakan bukti nyata dari komitmen tersebut, sekaligus harapan baru bagi masyarakat Palestina untuk mendapatkan akses layanan kesehatan yang lebih baik.