Inflasi Jakarta Tertinggi di Jawa pada April 2025: Tarif Air dan Emas Picu Kenaikan Harga
Inflasi tahunan Jakarta mencapai 2,21 persen pada April 2025, tertinggi di Pulau Jawa, didorong kenaikan tarif air minum dan harga emas, meskipun masih di bawah target.
Jakarta, 02/05/2025 (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta melaporkan inflasi tahunan ibukota pada April 2025 mencapai 2,21 persen, angka tertinggi di Pulau Jawa. Laporan ini disampaikan langsung oleh Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, pada Jumat lalu. Kenaikan ini terjadi dibandingkan dengan angka inflasi April 2024, dan berasal dari berbagai faktor, termasuk kenaikan harga sejumlah komoditas penting.
Meskipun tercatat sebagai inflasi tertinggi di Jawa, angka 2,21 persen masih berada di bawah target inflasi nasional yang ditetapkan sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Jakarta masih relatif terkendali. Namun, penting untuk terus memantau perkembangan inflasi dan mengantisipasi potensi kenaikan harga di masa mendatang.
Data BPS DKI Jakarta memberikan gambaran rinci mengenai penyebab inflasi. Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap kenaikan harga akan dijelaskan lebih lanjut dalam artikel ini. Pemerintah daerah dan masyarakat perlu memahami faktor-faktor ini untuk merumuskan strategi pengendalian inflasi yang efektif.
Faktor Penyebab Inflasi Jakarta
Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan rumah tangga menjadi penyumbang inflasi terbesar, dengan andil mencapai 0,72 persen. Kenaikan tarif air minum PAM menjadi kontributor utama, menyumbang 0,63 persen terhadap inflasi tahunan. Selain itu, emas perhiasan juga ikut mendorong inflasi dengan andil 0,49 persen. Bawang merah (0,12 persen), bawang putih (0,07 persen), dan cabai rawit (0,07 persen) juga memberikan kontribusi terhadap kenaikan harga.
"Kita tidak melihat komoditas tarif listrik karena memang sudah kembali pada posisi normal," jelas Hasanudin. Pernyataan ini menunjukkan bahwa stabilisasi harga listrik telah membantu mengurangi tekanan inflasi. Namun, komoditas lain tetap perlu dipantau ketat untuk mencegah lonjakan harga yang signifikan.
Di sisi lain, beberapa komoditas justru memberikan andil deflasi. Daging ayam ras (-0,06 persen), bensin (-0,05 persen), tomat (-0,04 persen), angkutan udara (-0,03 persen), dan tarif pulsa ponsel (-0,03 persen) mengalami penurunan harga, sedikit meringankan beban inflasi.
Inflasi Bulanan Jakarta
Secara bulanan, Jakarta mengalami inflasi sebesar 1,44 persen pada April 2025 dibandingkan Maret 2025. Angka ini lebih tinggi daripada inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,17 persen. Diskon tarif listrik menjadi salah satu faktor utama penyumbang inflasi bulanan, dengan andil 1,30 persen. Emas perhiasan (0,12 persen), bawang merah (0,06 persen), bawang putih (0,04 persen), dan tomat (0,03 persen) juga berkontribusi pada inflasi bulanan.
Sebaliknya, beberapa komoditas memberikan andil deflasi bulanan. Cabai rawit (-0,04 persen), bensin (-0,04 persen), daging ayam ras (-0,03 persen), tarif pulsa ponsel (-0,03 persen), serta angkutan antarkota dan angkutan udara (-0,02 persen) mengalami penurunan harga pada bulan April 2025.
Kesimpulannya, inflasi di Jakarta pada April 2025 didorong oleh beberapa faktor, terutama kenaikan tarif air minum dan harga emas. Meskipun masih terkendali, pemerintah perlu terus memantau perkembangan harga komoditas dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas harga di masa mendatang.