Investasi Sulsel Tembus Rp14 Triliun di 2024, Sektor Pertambangan Dominasi
Realisasi investasi di Sulawesi Selatan sepanjang tahun 2024 mencapai Rp14,035 triliun, didominasi sektor pertambangan dan diikuti komitmen kuat pemerintah daerah untuk mendorong ekonomi hijau dan biru.
Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatatkan capaian signifikan dalam realisasi investasi sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, pada Selasa di Makassar, total realisasi investasi mencapai angka Rp14,035 triliun. Investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp8,41 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp5,62 triliun. Capaian ini disampaikan dalam High Level Meeting (HLM) bertajuk 'Dedicated Team Forum Pinisi Sultan 2025' di Kantor Gubernur Sulsel.
Angka investasi tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi Sulsel yang kuat. Rizki Ernadi Wimanda menambahkan bahwa wilayah Sulawesi secara keseluruhan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,18 persen, berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 7,12 persen. Pertumbuhan ini menempatkan Sulawesi sebagai wilayah dengan laju pertumbuhan tertinggi kedua di Indonesia. Hal ini menunjukkan daya tarik investasi Sulsel yang semakin meningkat di mata investor baik domestik maupun asing.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, turut memberikan arahan dalam pertemuan tersebut. Beliau memaparkan sektor-sektor yang mendominasi investasi di Sulsel. Sektor pertambangan menjadi penyumbang terbesar dengan porsi 29 persen atau senilai Rp4,02 triliun dari total investasi. Informasi ini menunjukkan potensi besar sektor pertambangan di Sulsel dan menjadi fokus utama dalam strategi pengembangan ekonomi daerah.
Sektor Pertambangan sebagai Penggerak Utama Investasi
Dominasi sektor pertambangan dalam realisasi investasi Sulsel tahun 2024 menunjukkan potensi besar yang dimiliki daerah ini. Investasi senilai Rp4,02 triliun pada sektor ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap sumber daya alam Sulsel. Pemerintah daerah perlu memastikan pengelolaan sumber daya alam ini berkelanjutan dan memperhatikan aspek lingkungan.
Selain sektor pertambangan, sektor-sektor lain juga berkontribusi terhadap realisasi investasi di Sulsel. Data yang disampaikan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman menunjukkan bahwa berdasarkan realisasi investasi PMA & PMDN Semester I Tahun 2023, Kota Makassar menempati posisi tertinggi dengan investasi mencapai Rp3,8 triliun, disusul Kabupaten Luwu Timur dengan Rp2,9 triliun, dan Kabupaten Luwu dengan Rp1,9 triliun. Ketiga daerah ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sulsel.
Pemerintah daerah perlu terus berupaya meningkatkan daya saing daerahnya masing-masing untuk menarik lebih banyak investasi. Kerjasama antar daerah juga penting untuk menciptakan sinergi yang lebih kuat dalam pengembangan ekonomi.
Dukungan Pemerintah Daerah untuk Ekonomi Hijau dan Biru
Wakil Bupati Luwu Timur, Puspawati Husler, menyatakan kesiapan daerahnya untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam mendorong investasi dan pengembangan sektor unggulan daerah. Komitmen ini sejalan dengan prinsip ekonomi hijau dan biru yang diusung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mengembangkan ekonomi berkelanjutan.
Prinsip ekonomi hijau dan biru menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam proses pembangunan ekonomi. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan pembangunan ekonomi di Sulsel dapat berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
"Kabupaten Luwu Timur siap bersinergi dan membuka ruang kolaborasi dalam mendorong investasi dan pengembangan sektor unggulan daerah yang sejalan dengan prinsip green and blue economy," ujar Wabup Puspawati Husler.
High Level Meeting dan Akselerasi Pembangunan
High Level Meeting (HLM) yang digelar merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Bank Indonesia untuk mempersiapkan program pembangunan daerah yang bersumber dari pembiayaan nonpemerintah. Pertemuan ini bertujuan untuk mendorong pembiayaan inovatif guna mempercepat pembangunan daerah.
Tema HLM, "Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan melalui Investasi dan Hilirisasi Berbasis Green & Blue Economy", menunjukkan fokus pemerintah pada pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dengan mengoptimalkan investasi dan hilirisasi, diharapkan pertumbuhan ekonomi Sulsel dapat lebih merata dan berkelanjutan.
Realisasi investasi Rp14,035 triliun di Sulsel pada tahun 2024 menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dan investor dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan dukungan pemerintah daerah dan penerapan prinsip ekonomi hijau dan biru, diharapkan Sulsel dapat terus meningkatkan daya saingnya dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.