Jembatan Desa Munggu Ambruk, BPBD Ponorogo Bangun Jembatan Darurat
Jembatan di Desa Munggu, Ponorogo ambruk akibat banjir, BPBD bergerak cepat bangun jembatan darurat untuk 200 warga terdampak.
Banjir yang menerjang Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Senin malam (17/3) telah menyebabkan ambruknya jembatan penghubung antar dusun. Akibatnya, ratusan warga di empat RT terisolasi. Peristiwa ini terjadi di Dusun Sumberejo dan menyebabkan terputusnya akses utama warga menuju pusat desa. BPBD Ponorogo langsung merespon kejadian ini dengan mengerahkan tim dan membangun jembatan darurat.
Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, menyatakan bahwa tim telah diterjunkan ke lokasi sejak Senin malam untuk melakukan kajian cepat dan memulai pembangunan jembatan darurat. Pembangunan jembatan darurat ini bertujuan untuk mengembalikan akses warga dan aktivitas sehari-hari secepatnya. "Kami sudah turunkan tim sejak semalam. Hari ini pembangunan jembatan darurat mulai dilakukan agar warga bisa segera beraktivitas tanpa harus menyeberangi sungai," kata Masun.
Jembatan semipermanen yang terbuat dari papan kayu tersebut putus total akibat diterjang arus sungai yang deras. Kejadian ini menimbulkan dampak signifikan bagi warga, terutama anak-anak sekolah yang kesulitan untuk pergi ke sekolah. Oleh karena itu, pembangunan jembatan darurat menjadi prioritas utama bagi BPBD Ponorogo.
Pembangunan Jembatan Darurat
BPBD Ponorogo menargetkan penyelesaian jembatan darurat dalam waktu dua hari. Jembatan ini sangat dibutuhkan untuk memulihkan akses warga, termasuk anak-anak yang harus bersekolah. "Jembatan darurat sangat mendesak karena jalur ini juga digunakan anak-anak sekolah dan untuk keperluan sehari-hari warga," jelas Masun. Pembangunan jembatan darurat ini diharapkan dapat meringankan beban warga yang terdampak.
Masun menambahkan bahwa sekitar 200 warga terdampak langsung akibat putusnya jembatan tersebut. BPBD juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan karena curah hujan di wilayah Ponorogo masih tinggi hingga akhir pekan. Langkah antisipasi ini penting untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Selain membangun jembatan darurat, BPBD juga melakukan pendataan warga terdampak dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menangani bencana alam dan memberikan perlindungan kepada warganya.
Kesulitan Warga Akibat Jembatan Putus
Putusnya jembatan telah menimbulkan kesulitan bagi warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Beberapa warga terpaksa menyeberangi sungai secara manual untuk mencapai tujuan mereka. Parmin, salah satu warga, menceritakan pengalamannya mengantar anaknya ke sekolah dengan berjalan kaki melintasi sungai.
"Karena jembatan roboh, saya terpaksa menyeberang sungai bersama anak saya yang harus sekolah di SMPN 2 Bungkal," ujar Parmin. Kisah Parmin menggambarkan betapa pentingnya akses jalan yang memadai bagi warga, terutama untuk keperluan pendidikan anak-anak. Situasi serupa juga dialami oleh Slamet yang harus menggendong anaknya untuk menyeberang sungai karena ada kegiatan pondok Ramadhan di sekolah.
Kisah Parmin dan Slamet menunjukkan dampak nyata dari putusnya jembatan tersebut terhadap kehidupan warga. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya infrastruktur yang kokoh dan tangguh dalam menghadapi bencana alam.
BPBD Ponorogo terus berupaya untuk mengatasi dampak bencana ini dan memastikan keselamatan warga. Dengan pembangunan jembatan darurat, diharapkan akses warga dapat dipulihkan dengan cepat dan kehidupan masyarakat dapat kembali normal.