Kalsel Ekspor 9.788 Ton Minyak Sawit ke China, Bernilai Fantastis!
Balai Karantina Kalsel sertifikasi ekspor 9.788 ton PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) senilai Rp148,7 miliar ke China, meningkatkan nilai ekonomi komoditas turunan sawit.
Banjarmasin, 16 Mei 2024 - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Selatan (Kalsel) baru-baru ini melakukan sertifikasi ekspor terhadap 9.788 ton Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), atau minyak kelapa sawit yang telah disuling. Komoditas ini, yang berasal dari Kotabaru, Kalsel, memiliki nilai ekonomi yang sangat signifikan, mencapai Rp148,7 miliar, dan akan diekspor ke China. Proses ekspor ini melibatkan berbagai tahapan pemeriksaan dan sertifikasi untuk memastikan kualitas dan keamanan produk.
Kepala Karantina Kalsel, Erwin AM Dabuke, menjelaskan bahwa PFAD merupakan produk turunan kelapa sawit yang telah melalui proses penyulingan, pemucatan, dan penghilangan bau. Ia menekankan pentingnya mengetahui komoditas ini, mengingat nilai ekonominya yang sangat besar. Proses sertifikasi dilakukan untuk menjamin kualitas dan keamanan produk sebelum diekspor ke pasar internasional.
Ekspor PFAD ini difasilitasi dan disertifikasi oleh petugas karantina di Satuan Pelayanan (Satpel) Pelabuhan Batulicin. Proses sertifikasi ini memastikan bahwa komoditas tersebut telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah China, negara tujuan ekspor. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga kualitas produk ekspornya dan memenuhi standar internasional.
Proses Sertifikasi dan Jaminan Mutu
Sebelum mendapatkan sertifikasi, komoditas PFAD ini telah melalui proses pemeriksaan yang ketat. Pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel untuk pengujian laboratorium dilakukan untuk memastikan tidak adanya hama, penyakit, atau kontaminan. Hal ini merupakan langkah krusial untuk menjaga mutu dan kualitas komoditas ekspor, serta memberikan jaminan keamanan bagi konsumen di China.
Erwin AM Dabuke menambahkan bahwa proses sertifikasi ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan juga jaminan kualitas dan keamanan bagi konsumen di negara tujuan. Dengan demikian, ekspor PFAD ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pasar internasional terhadap produk kelapa sawit Indonesia.
Proses ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan. Dengan adanya sertifikasi ini, diharapkan ekspor PFAD dapat terus meningkat dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Kegunaan dan Potensi PFAD
PFAD, sebagai produk sampingan dari minyak sawit, memiliki berbagai kegunaan dalam industri. Komoditas ini mengandung asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi dan banyak digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, antara lain industri pakan ternak, sabun, detergen, dan kosmetik.
Meskipun demikian, penggunaan PFAD harus memperhatikan kualitas dan standar yang berlaku, terutama jika digunakan dalam produk pakan atau kosmetik. Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas produk akhir bagi konsumen. Standar kualitas yang ketat menjadi kunci keberhasilan ekspor dan penerimaan produk di pasar internasional.
Dengan potensi pasar yang luas dan nilai ekonomi yang tinggi, ekspor PFAD ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah terus berupaya untuk mendukung pengembangan industri turunan kelapa sawit dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
"Masih banyak yang belum mengetahui tentang komoditas ini. Sebanyak 9.788 ton PFAD yang akan diekspor ini berasal dari Kotabaru Kalsel, nilai ekonominya ternyata sangat fantastis," ujar Erwin AM Dabuke.
Ekspor PFAD ini menjadi bukti nyata potensi besar komoditas turunan kelapa sawit Indonesia di pasar internasional. Dengan penerapan standar kualitas yang tinggi dan dukungan pemerintah, diharapkan ekspor komoditas ini dapat terus meningkat dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi Indonesia.