Kemenperin dan JICA Perkuat Digitalisasi IKM Komponen Otomotif Nasional
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkolaborasi dengan JICA untuk mendorong digitalisasi IKM komponen otomotif guna meningkatkan efisiensi dan daya saing di tengah tantangan ekonomi global.
Jakarta, 24 April 2025 - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) resmi menjalin kerja sama strategis untuk memperkuat penerapan digitalisasi bagi industri kecil menengah (IKM) komponen otomotif di Indonesia. Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh tantangan ekonomi global yang mengharuskan IKM otomotif meningkatkan efisiensi dan produktivitas agar tetap kompetitif.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menjelaskan bahwa IKM komponen otomotif harus mampu memenuhi standar Quality, Cost, and Delivery (QCD). "IKM komponen otomotif harus memenuhi QCD yang dipersyaratkan. Untuk itu perlu adanya kerja sama dan kolaborasi sehingga pembinaan IKM dapat berjalan sinergi, efektif, dan berkelanjutan," tegasnya dalam keterangan pers di Jakarta.
Kerja sama ini merupakan langkah nyata Kemenperin dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan efisiensi dan produktivitas menjadi kunci keberhasilan IKM otomotif dalam bersaing, baik di pasar domestik maupun internasional. Digitalisasi diharapkan mampu menjadi solusi untuk mencapai tujuan tersebut.
Penguatan Digitalisasi IKM Otomotif melalui _Matchmaking_
Sebagai tindak lanjut kerja sama, Kemenperin dan JICA memfasilitasi kegiatan _matchmaking_ antara IKM komponen otomotif dengan _startup_ teknologi Indonesia. Kegiatan yang berlangsung dari 25 Februari hingga 28 Maret 2025 ini bertujuan untuk mendorong digitalisasi dan otomatisasi guna meningkatkan produktivitas IKM.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut, Dini Hanggandari, menyampaikan bahwa _matchmaking_ ini telah menghasilkan delapan pasangan antara IKM dan _startup_ teknologi. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendorong transformasi digital di sektor IKM otomotif.
Delapan IKM yang bermitra dengan _startup_ teknologi tersebut diharapkan mampu mengimplementasikan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing IKM otomotif Indonesia di kancah global.
Berikut delapan pasangan IKM dan _startup_ yang terbentuk: PT. Armeta Kreasi Mandiri dengan PT. Trimitra Nusantara Sakti; PT. Eran Plastindo Utama dengan Ragdalion Technology; PT. Arkha Industries Indonesia dengan PT. Sopwer Teknologi Indonesia; dan PT. Laksana Tekhnik Makmur dengan PT. Sopwer Teknologi Indonesia. Kemudian, PT. FNF Metalindo Utama dengan Ragdalion Technology; PT. Itori Kreasindo Perkasa dengan PT. Stechoq Robotika Indonesia; PT. Sebastian Jaya Metal dengan PT. Takodam Ciptamandiri Nusantara; dan PT. Sugi Jaya Utama dengan PT. MyEco Teknologi Nusantara.
Pendanaan dari JICA untuk Implementasi Teknologi
Dini Hanggandari menambahkan bahwa setiap _startup_ yang terpilih akan mendapatkan pendanaan dari JICA untuk melaksanakan proyek implementasi teknologi. Total anggaran yang dialokasikan untuk delapan proyek tersebut mencapai Rp1,2 miliar.
Dukungan pendanaan dari JICA ini menunjukkan komitmen internasional dalam membantu Indonesia mengembangkan sektor IKM otomotif. Hal ini juga menjadi bukti kepercayaan internasional terhadap potensi IKM di Indonesia.
Dengan adanya dukungan pendanaan dan kolaborasi yang kuat antara Kemenperin, JICA, dan _startup_ teknologi, diharapkan IKM komponen otomotif nasional dapat semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar global. Digitalisasi menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan meningkatkan daya saing industri nasional.
Program ini diharapkan akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas, efisiensi, dan daya saing IKM komponen otomotif Indonesia. Kolaborasi yang sinergis antara pemerintah, lembaga internasional, dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan dalam mendorong transformasi digital di sektor ini.