Kemenperin: Investasi Otomotif RI Sentuh Rp174 Triliun, Serap 99 Ribu Pekerja
Kemenperin catat investasi otomotif capai Rp174,31 triliun dan serap 99.700 tenaga kerja, didorong insentif pemerintah untuk kendaraan listrik.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengumumkan bahwa investasi di industri otomotif Indonesia telah mencapai Rp174,31 triliun. Sektor ini juga berhasil menyerap 99.700 tenaga kerja langsung. Angka ini merupakan akumulasi dari kinerja industri kendaraan bermotor (KBM) roda empat, tiga, dan dua.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono, menjelaskan bahwa industri otomotif terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pemerintah juga terus berupaya memberikan dukungan melalui berbagai insentif untuk mendorong perkembangan industri ini.
"Investasi yang besar ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap potensi industri otomotif Indonesia," ujar Mahardi Tunggul Wicaksono di Jakarta, Senin. Ia menambahkan bahwa Kemenperin akan terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik lebih banyak investasi ke sektor ini.
Kinerja Industri Kendaraan Roda Empat
Industri KBM roda empat saat ini memiliki 32 produsen dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun. Sektor ini menyerap tenaga kerja hingga 69.390 orang. Pada tahun 2024, produksi mencapai 1,19 juta unit, penjualan 865 ribu unit, dan ekspor completely built-up (CBU) sebesar 472 ribu unit.
Pada triwulan I 2025, kinerja produksi mobil mencapai 288 ribu unit, penjualan 205 ribu unit, ekspor CBU 110 ribu unit, dan impor CBU 11 ribu unit. "Kinerja ini menunjukkan bahwa industri otomotif roda empat tetap menjadi kontributor penting bagi perekonomian nasional," kata Tunggul.
Kemenperin terus mendorong peningkatan ekspor dan daya saing industri otomotif roda empat. Berbagai kebijakan dan insentif disiapkan untuk mendukung pengembangan teknologi dan inovasi di sektor ini.
Industri Kendaraan Roda Dua dan Tiga
Industri KBM roda dua dan tiga memiliki 73 pabrikan dengan total produksi mencapai 10,72 juta unit per tahun. Sektor ini menyerap tenaga kerja hingga 30.310 orang. Pada tahun 2024, produksi mencapai 6,91 juta unit, penjualan 6,33 juta unit, dan ekspor CBU sebesar 572 ribu unit.
Pada triwulan I 2025, kinerja produksi mencapai 1,81 juta unit, penjualan 1,68 juta unit, dan ekspor CBU 134 ribu unit. Tunggul menjelaskan, "Industri KBM roda dua dan tiga juga memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah."
Pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing industri KBM roda dua dan tiga melalui berbagai program peningkatan kualitas produk, efisiensi produksi, dan pengembangan sumber daya manusia.
Insentif Pemerintah untuk Industri Otomotif
Pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif melalui paket stimulus ekonomi untuk meningkatkan kinerja industri otomotif domestik. Insentif tersebut mencakup bea masuk 0 persen dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 15 persen.
Insentif pembebasan bea masuk ini bertujuan untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik berbasis baterai (EV). Pemerintah akan terus memberikan insentif kepada para pelaku usaha yang berkomitmen untuk memproduksi kendaraan listrik di Indonesia.
Industri yang telah memenuhi nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) akan mendapatkan insentif sebesar 10 persen bagi mobil dan bus listrik yang memiliki TKDN paling rendah 40 persen, dan pemberian insentif sebesar 5 persen bagi bus listrik yang memiliki TKDN paling rendah 20 persen sampai dengan kurang dari 40 persen.
Selain itu, industri yang memproduksi kendaraan hybrid dan menjadi peserta dalam program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) mendapatkan insentif PPnBM DTP sebesar 3 persen.
Dengan berbagai insentif dan dukungan dari pemerintah, industri otomotif Indonesia diharapkan terus tumbuh dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional. Investasi yang besar dan penyerapan tenaga kerja yang tinggi menunjukkan potensi besar sektor ini di masa depan.